own Syndrome adalah kelainan genetik bahwa penundaan dalam perkembangan fisik dan intelektual. Kondisi berbeda dalam keparahan, sehingga masalah-masalah perkembangan dapat berkisar dari ringan sampai serius.
Sindrom Down adalah yang paling umum penyebab genetik parah ketidakmampuan belajar pada anak-anak, terjadi pada satu di setiap 800 bayi. Setiap tahun, sebanyak 6.000 bayi dilahirkan dengan sindrom Down di Amerika Serikat. Kondisi ini dinamai John Langdon Down, dokter yang pertama kali mengidentifikasi sindrom.
Ada obat medis untuk kondisi ini. Tapi peningkatan pemahaman tentang sindrom Down dan intervensi awal membuat perbedaan besar dalam kehidupan anak-anak dan orang dewasa dengan sindrom Down.
http://downsyndrome.com/
Minggu, 21 Maret 2010
down syndrome
Asosiasi untuk Anak-anak dengan Down Syndrome (ACDS)
Ini adalah posting yang ditulis oleh salah satu anggota DSC yang membantu mengembangkan komunitas ini. Dia punya pengalaman indah dengan sekolah di bawah ini dan ingin mengambil kesempatan untuk membiarkan mereka tahu betapa pentingnya mereka bagi dirinya dan keluarganya.
Jika ada pembaca kami yang lain ingin berbagi pengalaman yang serupa atau memberikan terima kasih khusus kepada seseorang yang telah bermakna bagi anak, memasang sesuatu di "Wall" dan kami akan mendapatkan proses dimulai.
"Sejak putri saya Donna berusia 18 bulan, saya telah meletakkan dia di bis kecil selama 45 menit perjalanan ke sekolah yang fantastis yang disebut Asosiasi untuk Anak-anak dengan Down Syndrome (ACDS).
Ok, mari kita kembali ke awal ... aku salah satu orang tua yang akan melakukan apa pun untuk anak saya. Mungkin tidak seperti banyak dari Anda - Donna Seminggu setelah lahir, saya langsung melakukan riset untuk mengetahui terapis yang terbaik dan pengajar di New York dan tentu saja tidak menghentikan saya untuk mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik. Saya sangat beruntung untuk terlibat dengan para guru dan terapis dari ACDS dan sejak awal, kami sangat beruntung memiliki mereka untuk datang ke rumah kami untuk mengevaluasi dan memperlakukan dia sebagai bagian dari program intervensi awal.
Sejak itu, terus terang, aku akan merasa kehilangan tanpa mereka.
Jadi, sekarang saya meletakkan gadis kecil di bus kecil itu - yang ada sekolah-sekolah lain yang melayani anak-anak cacat lebih dekat ke rumah saya?
Apakah saya kadang-kadang berharap sekolah lebih dekat sehingga saya bisa lebih banyak terlibat dengan program-program atau orangtua sehingga akan menjadi perjalanan yang lebih singkat bagi saya untuk menjemputnya ketika dia tidak baik? Pasti.
Tapi seperti banyak orangtua yang enggan kapal anak-anak mereka di luar rumah mereka county ACDS, saya merasa itu adalah benar-benar layak. Sekolah di Nassau County di New York dan orangtua mengirim anak-anak mereka dari Suffolk dan Ratu kabupaten yang berangkat ke sekolah ini. Anda yang belum terbiasa dengan New York - ini adalah cukup mendaki.
ACDS adalah tempat yang sangat unik. Sementara itu menyediakan layanan bagi anak-anak dan mereka yang khas dengan disablitlies lain, sekolah ini awalnya dimulai untuk anak-anak dengan DS dan mereka masih membuat sebagian besar penduduk di sekolah.
Staf di sekolah benar-benar merupakan pakar ketika datang ke Down Syndrome dan juga semua anak-anak lain, tetapi menurut pendapat saya, di mana mereka benar-benar unggul bekerja dan memahami tantangan bahwa anak-anak dengan down sindrom yang perlu diatasi.
Ada jelas melampaui reputasi DS dan aku membayangkan mungkin ini sebabnya mengapa orang tua dari anak-anak dengan kondisi lain merasa begitu nyaman mengirim anak-anak mereka ke sekolah.
acds_day_care_1
Yang mengherankan saya adalah kepedulian, dedikasi dan sikap yang ditunjukkan oleh semua orang di sekolah. Putriku akan segera lulus dan aku sedih melihat dia pergi, tapi aku tahu bahwa mereka telah membantunya mencapai potensi penuh nya agar dia siap untuk transisi ini ke dalam sistem sekolah umum.
Hubungan kami dengan sekolah akan terus sepanjang hidupnya sejak sekolah menawarkan program-program untuk sosialisasi bagi anak-anak yang lebih tua dan bahkan perumahan bagi orang dewasa muda.
http://downsyndrome.com/
Laura Suer”
Ini adalah posting yang ditulis oleh salah satu anggota DSC yang membantu mengembangkan komunitas ini. Dia punya pengalaman indah dengan sekolah di bawah ini dan ingin mengambil kesempatan untuk membiarkan mereka tahu betapa pentingnya mereka bagi dirinya dan keluarganya.
Jika ada pembaca kami yang lain ingin berbagi pengalaman yang serupa atau memberikan terima kasih khusus kepada seseorang yang telah bermakna bagi anak, memasang sesuatu di "Wall" dan kami akan mendapatkan proses dimulai.
"Sejak putri saya Donna berusia 18 bulan, saya telah meletakkan dia di bis kecil selama 45 menit perjalanan ke sekolah yang fantastis yang disebut Asosiasi untuk Anak-anak dengan Down Syndrome (ACDS).
Ok, mari kita kembali ke awal ... aku salah satu orang tua yang akan melakukan apa pun untuk anak saya. Mungkin tidak seperti banyak dari Anda - Donna Seminggu setelah lahir, saya langsung melakukan riset untuk mengetahui terapis yang terbaik dan pengajar di New York dan tentu saja tidak menghentikan saya untuk mendapatkan yang terbaik dari yang terbaik. Saya sangat beruntung untuk terlibat dengan para guru dan terapis dari ACDS dan sejak awal, kami sangat beruntung memiliki mereka untuk datang ke rumah kami untuk mengevaluasi dan memperlakukan dia sebagai bagian dari program intervensi awal.
Sejak itu, terus terang, aku akan merasa kehilangan tanpa mereka.
Jadi, sekarang saya meletakkan gadis kecil di bus kecil itu - yang ada sekolah-sekolah lain yang melayani anak-anak cacat lebih dekat ke rumah saya?
Apakah saya kadang-kadang berharap sekolah lebih dekat sehingga saya bisa lebih banyak terlibat dengan program-program atau orangtua sehingga akan menjadi perjalanan yang lebih singkat bagi saya untuk menjemputnya ketika dia tidak baik? Pasti.
Tapi seperti banyak orangtua yang enggan kapal anak-anak mereka di luar rumah mereka county ACDS, saya merasa itu adalah benar-benar layak. Sekolah di Nassau County di New York dan orangtua mengirim anak-anak mereka dari Suffolk dan Ratu kabupaten yang berangkat ke sekolah ini. Anda yang belum terbiasa dengan New York - ini adalah cukup mendaki.
ACDS adalah tempat yang sangat unik. Sementara itu menyediakan layanan bagi anak-anak dan mereka yang khas dengan disablitlies lain, sekolah ini awalnya dimulai untuk anak-anak dengan DS dan mereka masih membuat sebagian besar penduduk di sekolah.
Staf di sekolah benar-benar merupakan pakar ketika datang ke Down Syndrome dan juga semua anak-anak lain, tetapi menurut pendapat saya, di mana mereka benar-benar unggul bekerja dan memahami tantangan bahwa anak-anak dengan down sindrom yang perlu diatasi.
Ada jelas melampaui reputasi DS dan aku membayangkan mungkin ini sebabnya mengapa orang tua dari anak-anak dengan kondisi lain merasa begitu nyaman mengirim anak-anak mereka ke sekolah.
acds_day_care_1
Yang mengherankan saya adalah kepedulian, dedikasi dan sikap yang ditunjukkan oleh semua orang di sekolah. Putriku akan segera lulus dan aku sedih melihat dia pergi, tapi aku tahu bahwa mereka telah membantunya mencapai potensi penuh nya agar dia siap untuk transisi ini ke dalam sistem sekolah umum.
Hubungan kami dengan sekolah akan terus sepanjang hidupnya sejak sekolah menawarkan program-program untuk sosialisasi bagi anak-anak yang lebih tua dan bahkan perumahan bagi orang dewasa muda.
http://downsyndrome.com/
Laura Suer”
autis
California, Studi terkini menemukan anak autis banyak dilahirkan dari pasangan yang berpendidikan tinggi dan sudah tua. Peneliti menggunakan data sekitar 2,5 juta kelahiran di California selama 5 tahun.
Dan ternyata ditemukan sekelompok anak autis pada daerah dimana rata-rata penduduknya berpendidikan tinggi. Orang tua anak-anak autis tersebut ternyata kebanyakan berlatar belakang pendidikan lebih tinggi (di atas S1) dibanding orang tua di daerah yang tidak terdapat anak autis.
"Studi ini cocok dengan apa yang kami perkirakan sebelumnya, yaitu pasangan orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung menghasilkan anak autis," ujar Karla Van Meter, epidemiolog dari Sonoma County Department of Public Health University of California seperti dilansir Healthday, Rabu (6/1/2010).
Suami istri yang sudah berumur tua saat memiliki anak juga dilaporkan lebih banyak mempunyai anak autis. Tapi faktor pendidikan jauh lebih besar risikonya dalam menghasilkan anak autis.
"Tidak ada yang benar-benar tahu penyebabnya apa. Tapi mungkin faktor genetik berperan. Mungkin juga karena orang tua berpendidikan tinggi memiliki harapan yang terlalu berlebih pada anaknya sehingga psikologisnya terganggu atau karena mereka lebih banyak terpapar dengan bahan kimia di rumahnya. Semuanya bisa saja terjadi, tapi kami masih meneliti penyebab pastinya," kata Van Meter.
Namun kabar baiknya adalah, orang tua yang berpendidikan tinggi lebih tahu tentang penyakit autis dan lebih baik dalam menangani anaknya yang autis.
"Penyakit autis sudah menembus batas demografis dan sosial ekonomi. Kita bisa melihatnya di lingkungan sekitar dimana pasangan orang tua yang pintar dan berpendidikan tinggi justru lebih banyak melahirkan anak autis," kata Lee Grossman dari Autism Society of America.
Jumlah anak autis memang meningkat akhir-akhir ini. Hingga Desember 2009, Centers for Disease Control and Prevention mencatat 1 dari 110 anak di Amerika terdiagnosa autis. Faktor genetik dan cemaran bahan kimia masih menjadi penyebab utamanya.(fah/ir)
Nurul Ulfah - detikHealth
http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/222-
Dan ternyata ditemukan sekelompok anak autis pada daerah dimana rata-rata penduduknya berpendidikan tinggi. Orang tua anak-anak autis tersebut ternyata kebanyakan berlatar belakang pendidikan lebih tinggi (di atas S1) dibanding orang tua di daerah yang tidak terdapat anak autis.
"Studi ini cocok dengan apa yang kami perkirakan sebelumnya, yaitu pasangan orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung menghasilkan anak autis," ujar Karla Van Meter, epidemiolog dari Sonoma County Department of Public Health University of California seperti dilansir Healthday, Rabu (6/1/2010).
Suami istri yang sudah berumur tua saat memiliki anak juga dilaporkan lebih banyak mempunyai anak autis. Tapi faktor pendidikan jauh lebih besar risikonya dalam menghasilkan anak autis.
"Tidak ada yang benar-benar tahu penyebabnya apa. Tapi mungkin faktor genetik berperan. Mungkin juga karena orang tua berpendidikan tinggi memiliki harapan yang terlalu berlebih pada anaknya sehingga psikologisnya terganggu atau karena mereka lebih banyak terpapar dengan bahan kimia di rumahnya. Semuanya bisa saja terjadi, tapi kami masih meneliti penyebab pastinya," kata Van Meter.
Namun kabar baiknya adalah, orang tua yang berpendidikan tinggi lebih tahu tentang penyakit autis dan lebih baik dalam menangani anaknya yang autis.
"Penyakit autis sudah menembus batas demografis dan sosial ekonomi. Kita bisa melihatnya di lingkungan sekitar dimana pasangan orang tua yang pintar dan berpendidikan tinggi justru lebih banyak melahirkan anak autis," kata Lee Grossman dari Autism Society of America.
Jumlah anak autis memang meningkat akhir-akhir ini. Hingga Desember 2009, Centers for Disease Control and Prevention mencatat 1 dari 110 anak di Amerika terdiagnosa autis. Faktor genetik dan cemaran bahan kimia masih menjadi penyebab utamanya.(fah/ir)
Nurul Ulfah - detikHealth
http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/222-
terapi autis
Memelihara binatang peliharaan di rumah selain sebagai hobi juga memiliki manfaat lain, salah satunya adalah sebagai terapi bagi anak autis. Terapi ini dilakukan oleh bocah penderita autis berusia 11 tahun bernama Milo yang melakukannya bersama anjingnya bernama Chad.
Hubungan yang terjadi antara manusia dengan binatang peliharaannya memang memiliki efek yang langsung, meskipun efek ini belum bisa dijelaskan melalui penelitian ilmiah. Tapi hubungan yang terjalin antara Milo dan Chad melampaui hubungan yang secara umum terjadi.
"Dalam seminggu saya melihat perubahan yang sangat besar pada dirinya, setelah sebulan dia menjadi lebih tenang serta bisa berkonsentrasi dan berkomunikasi dalam jangka waktu yang lebih lama," ujar Nyonya Vaccaro yang merupakan ibu dari Milo, seperti dikutip dari New York Times, Jumat (9/10/2009).
Dr Melissa A Nishawala seorang direktur klinis pelayanan autis-spectrum di Child Study Center at New York University menambahkan dirinya melihat perubahan yang nyata pada diri Milo yang menjadi lebih tenang dan bisa berkomunikasi meskipun yang terlihat anjing tersebut hanya duduk diam di dalam ruangan. Akibat perubahan yang mendalam pada diri Milo, kini Vaccaro dan Dr Nishawala mulai mencoba untuk menghentikan pengobatan yang digunakan oleh Milo.
Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development yang merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional juga memulai usaha untuk mempelajari apakah hewan-hewan peliharaan ini dapat memiliki efek nyata terhadap kesejahteraan dari anak-anak.
Untuk itu diperlukan lebih banyak lagi penelitian ilmiah yang bisa menjelaskan manfaat dari terapi tersebut, terutama pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Karena selama ini sebagian penelitian hanya berfokus pada interaksi negatif dari hewan peliharaan saja, seperti memelihara binatang bisa menyebarkan penyakit.
Di Children's Hospital of Orange County di California Selatan, misalnya, puluhan relawan secara rutin membawa anjingnya untuk mengunjungi pasien anak-anak yang dirawat karena penyakit serius. Biasanya anak-anak tersebut sering mengalami sedih, cemas atau depresi. Hal terpenting adalah binatang peliharaan tersebut harus bebas dari segala macam penyakit dan telah mendapatkan vaksinasi dengan benar.
"Anjing-anjing yang dibawa oleh para relawan tersebut bisa mencerahkan anak-anak," kata Emily Grankowski, yang mengawasi program terapi hewan peliharaan di rumah sakit.
Diharapkan nantinya terapi binatang peliharaan ini bisa memunculkan pengobatan baru dalam menyembuhkan anak yang sering mengalami depresi, sedih atau anak dengan autis. Namun, tidak menutup kemungkinan terapi ini juga bisa dilakukan untuk orang dewasa.
Vera Farah Bararah
http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/
Hubungan yang terjadi antara manusia dengan binatang peliharaannya memang memiliki efek yang langsung, meskipun efek ini belum bisa dijelaskan melalui penelitian ilmiah. Tapi hubungan yang terjalin antara Milo dan Chad melampaui hubungan yang secara umum terjadi.
"Dalam seminggu saya melihat perubahan yang sangat besar pada dirinya, setelah sebulan dia menjadi lebih tenang serta bisa berkonsentrasi dan berkomunikasi dalam jangka waktu yang lebih lama," ujar Nyonya Vaccaro yang merupakan ibu dari Milo, seperti dikutip dari New York Times, Jumat (9/10/2009).
Dr Melissa A Nishawala seorang direktur klinis pelayanan autis-spectrum di Child Study Center at New York University menambahkan dirinya melihat perubahan yang nyata pada diri Milo yang menjadi lebih tenang dan bisa berkomunikasi meskipun yang terlihat anjing tersebut hanya duduk diam di dalam ruangan. Akibat perubahan yang mendalam pada diri Milo, kini Vaccaro dan Dr Nishawala mulai mencoba untuk menghentikan pengobatan yang digunakan oleh Milo.
Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development yang merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional juga memulai usaha untuk mempelajari apakah hewan-hewan peliharaan ini dapat memiliki efek nyata terhadap kesejahteraan dari anak-anak.
Untuk itu diperlukan lebih banyak lagi penelitian ilmiah yang bisa menjelaskan manfaat dari terapi tersebut, terutama pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Karena selama ini sebagian penelitian hanya berfokus pada interaksi negatif dari hewan peliharaan saja, seperti memelihara binatang bisa menyebarkan penyakit.
Di Children's Hospital of Orange County di California Selatan, misalnya, puluhan relawan secara rutin membawa anjingnya untuk mengunjungi pasien anak-anak yang dirawat karena penyakit serius. Biasanya anak-anak tersebut sering mengalami sedih, cemas atau depresi. Hal terpenting adalah binatang peliharaan tersebut harus bebas dari segala macam penyakit dan telah mendapatkan vaksinasi dengan benar.
"Anjing-anjing yang dibawa oleh para relawan tersebut bisa mencerahkan anak-anak," kata Emily Grankowski, yang mengawasi program terapi hewan peliharaan di rumah sakit.
Diharapkan nantinya terapi binatang peliharaan ini bisa memunculkan pengobatan baru dalam menyembuhkan anak yang sering mengalami depresi, sedih atau anak dengan autis. Namun, tidak menutup kemungkinan terapi ini juga bisa dilakukan untuk orang dewasa.
Vera Farah Bararah
http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/
mengenal autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun.
Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal.
Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme. Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan 4:1
http://www.autis.info/index.php/tentang-autisme/apa-itu-autisme/86-kenali-autisme
Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif.
Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autistik juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal.
Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Selain berbeda dalam jenis gejalanya, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat.
Oleh karena banyaknya perbedaan-perbedaan tersebut di antara masing-masing individu, maka saat ini gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).
Autisme dapat terjadi pada siapa saja, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Tidak semua individu ASD/GSA memiliki IQ yang rendah. Sebagian dari mereka dapat mencapai pendidikan di perguruan tinggi. Bahkan ada pula yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang tertentu (musik, matematika, menggambar).
Prevalensi autisme menigkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menurut Autism Research Institute di San Diego, jumlah individu autistik pada tahun 1987 diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini meningkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005 sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum ada data yang akurat oleh karena belum ada pusat registrasi untuk autisme. Namun diperkirakan angka di Indonesia pun mendekati angka di atas. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita, dengan perbandingan 4:1
http://www.autis.info/index.php/tentang-autisme/apa-itu-autisme/86-kenali-autisme
Selasa, 16 Maret 2010
Sebuah penelitian baru di University of Wisconsin-Madison menunjukkan bahwa orang-orang dapat melatih pikiran mereka untuk tetap fokus. Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan UW-Madison, Antoine Lutz melibatkan beberapa subyek yang tertarik dengan meditasi, berusaha melihat apakah latihan mental dapat mempengaruhi pikiran. Hasilnya menunjukkan kestabilitas pikiran dapat ditingkatkan dengan latihan mental, seperti meditasi.
"Semua orang terkadang melamun," kata Lutz, yang bekerja di Waisman Brain Imaging Lab and the new Center for Investigating Healthy Minds. "Sesaat pikiran bisa hilang walaupun ketika seseorang mencoba tetap fokus pada suatu objek. Sulitnya memfokuskan pikiran terbukti dalam pengalaman sehari-hari dan di laboratorium."
Mampu mempertahankan pikiran dalam waktu panjang adalah bagian penting dari pengaturan pikiran, ini penjelasan dari hasil penelitian ilmuwan senior Richard Davidson, direktur dari the Center for Investigating Healthy Minds and professor of psychology and psychiatry.
"Bagi orang yang jarang berlatih, pikirannya mudah kacau, membutuhkan usaha untuk memfokuskan pikiran kembali," kata Davidson. "Seperti fluktuasi yang sedang berlangsung dalam pikiran, diperkirakan stabilitas kompetitif mencerminkan proses interaksi antara tugas-tugas yang terkait dan tidak terkait, seperti pikiran-melayang. Penelitian kami berpendapat bahwa kemampuan untuk menstabilkan pikiran yang terbaik dianggap sebagai keterampilan yang dapat dilatih."
Para peserta diberikan frekuensi normal dan sesekali nada yang berbeda pada kedua telinga, diminta hanya memperhatikan nada pada satu telinga dan menekan tombol setiap kali mereka mendeteksi sebuah nada berbeda yang berselang-seling. Nada yang berbeda ini adalah sedikit lebih tinggi daripada frekuensi normal. Lutz dan teman-teman menyelidiki saat-saat kestabilan pikiran dengan perhitungan perubahan percobaan dari kedua reaksi. sebagai respon terhadap nada yang berbeda dan konsistensi respon otak yang diukur dengan electroencephalography (EEG).
"Ukuran dari perubahan dalam perilaku dan respon otak adalah sangat relevan," jelas Lutz. “ Pasien ADHD (Attention defisit hyperactivity disorder) biasanya menunjukkan lebih banyak perubahan intra-individu saat terjadi reaksi dari kontrol. Perubahan ini diperkirakan lebih jelas mencerminkan gangguan dan kekurangan perhatian bagi kontrol pasien ADHD. Kami menghipotesis bahwa pelatihan meditasi akan mengurangi perubahan bentuk ini. "
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tiga bulan latihan meditasi pemusatan pikiran dapat meningkatkan kemampuan menstabilkan pikiran, seperti ditunjukkan baik oleh ukuran konsistensi respon otak dan mengurangi saat terjadi perubahan reaksi. Lebih jauh lagi, orang-orang yang menunjukkan peningkatan besar dalam konsistensi respon saraf menunjukkan penurunan terbesar saat terjadi perubahan reaksi.
"Temuan bahwa pikiran adalah kemampuan yang fleksibel telah membuka banyak kemungkinan," kata Lutz. "Sebagai contoh, latihan pikiran cukup baik untuk memeriksa kekacuan pikiran."
Penelitian baru ini dilaporkan secara online di edisi Oktober 21 pada Journal of Neuroscience. Penelitian didanai oleh the National Center for Complementary and Alternative Medicine of NIH, the Fetzer Institute and the Impact Foundation, dan oleh The John W. Kluge Foundation, Bryant Wangard, Ralph Robinson dan Keith and Arlene Bronstein. (Erabaru/ngrh)
http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/7204-meditasi-sangat-membantu-konsentrasi-
"Semua orang terkadang melamun," kata Lutz, yang bekerja di Waisman Brain Imaging Lab and the new Center for Investigating Healthy Minds. "Sesaat pikiran bisa hilang walaupun ketika seseorang mencoba tetap fokus pada suatu objek. Sulitnya memfokuskan pikiran terbukti dalam pengalaman sehari-hari dan di laboratorium."
Mampu mempertahankan pikiran dalam waktu panjang adalah bagian penting dari pengaturan pikiran, ini penjelasan dari hasil penelitian ilmuwan senior Richard Davidson, direktur dari the Center for Investigating Healthy Minds and professor of psychology and psychiatry.
"Bagi orang yang jarang berlatih, pikirannya mudah kacau, membutuhkan usaha untuk memfokuskan pikiran kembali," kata Davidson. "Seperti fluktuasi yang sedang berlangsung dalam pikiran, diperkirakan stabilitas kompetitif mencerminkan proses interaksi antara tugas-tugas yang terkait dan tidak terkait, seperti pikiran-melayang. Penelitian kami berpendapat bahwa kemampuan untuk menstabilkan pikiran yang terbaik dianggap sebagai keterampilan yang dapat dilatih."
Para peserta diberikan frekuensi normal dan sesekali nada yang berbeda pada kedua telinga, diminta hanya memperhatikan nada pada satu telinga dan menekan tombol setiap kali mereka mendeteksi sebuah nada berbeda yang berselang-seling. Nada yang berbeda ini adalah sedikit lebih tinggi daripada frekuensi normal. Lutz dan teman-teman menyelidiki saat-saat kestabilan pikiran dengan perhitungan perubahan percobaan dari kedua reaksi. sebagai respon terhadap nada yang berbeda dan konsistensi respon otak yang diukur dengan electroencephalography (EEG).
"Ukuran dari perubahan dalam perilaku dan respon otak adalah sangat relevan," jelas Lutz. “ Pasien ADHD (Attention defisit hyperactivity disorder) biasanya menunjukkan lebih banyak perubahan intra-individu saat terjadi reaksi dari kontrol. Perubahan ini diperkirakan lebih jelas mencerminkan gangguan dan kekurangan perhatian bagi kontrol pasien ADHD. Kami menghipotesis bahwa pelatihan meditasi akan mengurangi perubahan bentuk ini. "
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tiga bulan latihan meditasi pemusatan pikiran dapat meningkatkan kemampuan menstabilkan pikiran, seperti ditunjukkan baik oleh ukuran konsistensi respon otak dan mengurangi saat terjadi perubahan reaksi. Lebih jauh lagi, orang-orang yang menunjukkan peningkatan besar dalam konsistensi respon saraf menunjukkan penurunan terbesar saat terjadi perubahan reaksi.
"Temuan bahwa pikiran adalah kemampuan yang fleksibel telah membuka banyak kemungkinan," kata Lutz. "Sebagai contoh, latihan pikiran cukup baik untuk memeriksa kekacuan pikiran."
Penelitian baru ini dilaporkan secara online di edisi Oktober 21 pada Journal of Neuroscience. Penelitian didanai oleh the National Center for Complementary and Alternative Medicine of NIH, the Fetzer Institute and the Impact Foundation, dan oleh The John W. Kluge Foundation, Bryant Wangard, Ralph Robinson dan Keith and Arlene Bronstein. (Erabaru/ngrh)
http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/7204-meditasi-sangat-membantu-konsentrasi-
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
* Tidak bisa konsentrasi (daya memperhatikannya yang terganggu)
* Hiperaktif
* Kombinasi antara keduanya; tidak bisa konsentrasi dan juga hiperaktif
Ada dua faktor yang mempengaruhi:
* Faktor lingkungan
* Faktor genetik
Yang menyebabkan anak mengalami ADHD ini adalah karena mereka tidak dapat mencegah respons yang impulsif atau ada yang tidak pas di bagian otak yang terletak di bagian depan.
Bagaimana kita mengidentifikasikan bahwa seorang anak menderita ADHD :
* Tidak bisa konsentrasi, hal itu terjadi sering dibandingkan dengan anak-anak lain pada tahap perkembangan yang sama.
* Gejalanya harus nampak sebelum anak berumur 7 tahun
* Gejalanya nampak minimal dalam jangka waktu 6 bulan
Untuk membedakan supaya kita tahu bahwa seorang anak mengidap ADHD adalah gejala ADHD itu sangat impulsif, mereka tidak hanya tidak bisa konsentrasi, lari-lari, kadang mereka melakukan sesuatu yang berbahaya untuk diri mereka sendiri atau orang lain tanpa disadari.
Anak yang menderita ADHD mempunyai kecenderungan self-esteem (penghargaan diri) yang sangat rendah. Ini bisa diakibatkan karena dimarahi orangtua, karena sekolahnya tidak baik, tidak disukai orang-orang.
Orangtua bisa membawa anak ini pada para ahli yang bisa membantu untuk menangani anak-anak seperti ini. Misalnya ke psikiater (dokter ahli jiwa) atau dokter yang bisa memberikan obat yang saat ini diketemukan sangat efektif untuk anak ADHD. Untuk menurunkan hiperaktifnya mereka bisa dibantu dengan obat atau juga dengan terapi tingkah laku.
Yohanes 9:1-3, " Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Yakinlah bahwa ada pekerjaan Allah yang tengah dinyatakan di dalam anak kita. Tugas kita yang pertama adalah berdoa bagi anak kita setiap hari. Kedua, berdoalah bagi kita juga agar Tuhan memberikan hikmat, kesabaran, dan cinta kasih untuk membesarkan anak-anak yang Tuhan telah titipkan kepada kita. Ketiga, tetap berharaplah bahwa Tuhan akan memakai anak ini untuk menggenapi pekerjaan Tuhan di dunia.
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
* Tidak bisa konsentrasi (daya memperhatikannya yang terganggu)
* Hiperaktif
* Kombinasi antara keduanya; tidak bisa konsentrasi dan juga hiperaktif
Ada dua faktor yang mempengaruhi:
* Faktor lingkungan
* Faktor genetik
Yang menyebabkan anak mengalami ADHD ini adalah karena mereka tidak dapat mencegah respons yang impulsif atau ada yang tidak pas di bagian otak yang terletak di bagian depan.
Bagaimana kita mengidentifikasikan bahwa seorang anak menderita ADHD :
* Tidak bisa konsentrasi, hal itu terjadi sering dibandingkan dengan anak-anak lain pada tahap perkembangan yang sama.
* Gejalanya harus nampak sebelum anak berumur 7 tahun
* Gejalanya nampak minimal dalam jangka waktu 6 bulan
Untuk membedakan supaya kita tahu bahwa seorang anak mengidap ADHD adalah gejala ADHD itu sangat impulsif, mereka tidak hanya tidak bisa konsentrasi, lari-lari, kadang mereka melakukan sesuatu yang berbahaya untuk diri mereka sendiri atau orang lain tanpa disadari.
Anak yang menderita ADHD mempunyai kecenderungan self-esteem (penghargaan diri) yang sangat rendah. Ini bisa diakibatkan karena dimarahi orangtua, karena sekolahnya tidak baik, tidak disukai orang-orang.
Orangtua bisa membawa anak ini pada para ahli yang bisa membantu untuk menangani anak-anak seperti ini. Misalnya ke psikiater (dokter ahli jiwa) atau dokter yang bisa memberikan obat yang saat ini diketemukan sangat efektif untuk anak ADHD. Untuk menurunkan hiperaktifnya mereka bisa dibantu dengan obat atau juga dengan terapi tingkah laku.
Yohanes 9:1-3, " Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Yakinlah bahwa ada pekerjaan Allah yang tengah dinyatakan di dalam anak kita. Tugas kita yang pertama adalah berdoa bagi anak kita setiap hari. Kedua, berdoalah bagi kita juga agar Tuhan memberikan hikmat, kesabaran, dan cinta kasih untuk membesarkan anak-anak yang Tuhan telah titipkan kepada kita. Ketiga, tetap berharaplah bahwa Tuhan akan memakai anak ini untuk menggenapi pekerjaan Tuhan di dunia.
bu Winny Soenaryo, M. A.
http://www.telaga.org/audio/menangani_gangguan_adhd
* Tidak bisa konsentrasi (daya memperhatikannya yang terganggu)
* Hiperaktif
* Kombinasi antara keduanya; tidak bisa konsentrasi dan juga hiperaktif
Ada dua faktor yang mempengaruhi:
* Faktor lingkungan
* Faktor genetik
Yang menyebabkan anak mengalami ADHD ini adalah karena mereka tidak dapat mencegah respons yang impulsif atau ada yang tidak pas di bagian otak yang terletak di bagian depan.
Bagaimana kita mengidentifikasikan bahwa seorang anak menderita ADHD :
* Tidak bisa konsentrasi, hal itu terjadi sering dibandingkan dengan anak-anak lain pada tahap perkembangan yang sama.
* Gejalanya harus nampak sebelum anak berumur 7 tahun
* Gejalanya nampak minimal dalam jangka waktu 6 bulan
Untuk membedakan supaya kita tahu bahwa seorang anak mengidap ADHD adalah gejala ADHD itu sangat impulsif, mereka tidak hanya tidak bisa konsentrasi, lari-lari, kadang mereka melakukan sesuatu yang berbahaya untuk diri mereka sendiri atau orang lain tanpa disadari.
Anak yang menderita ADHD mempunyai kecenderungan self-esteem (penghargaan diri) yang sangat rendah. Ini bisa diakibatkan karena dimarahi orangtua, karena sekolahnya tidak baik, tidak disukai orang-orang.
Orangtua bisa membawa anak ini pada para ahli yang bisa membantu untuk menangani anak-anak seperti ini. Misalnya ke psikiater (dokter ahli jiwa) atau dokter yang bisa memberikan obat yang saat ini diketemukan sangat efektif untuk anak ADHD. Untuk menurunkan hiperaktifnya mereka bisa dibantu dengan obat atau juga dengan terapi tingkah laku.
Yohanes 9:1-3, " Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Yakinlah bahwa ada pekerjaan Allah yang tengah dinyatakan di dalam anak kita. Tugas kita yang pertama adalah berdoa bagi anak kita setiap hari. Kedua, berdoalah bagi kita juga agar Tuhan memberikan hikmat, kesabaran, dan cinta kasih untuk membesarkan anak-anak yang Tuhan telah titipkan kepada kita. Ketiga, tetap berharaplah bahwa Tuhan akan memakai anak ini untuk menggenapi pekerjaan Tuhan di dunia.
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
* Tidak bisa konsentrasi (daya memperhatikannya yang terganggu)
* Hiperaktif
* Kombinasi antara keduanya; tidak bisa konsentrasi dan juga hiperaktif
Ada dua faktor yang mempengaruhi:
* Faktor lingkungan
* Faktor genetik
Yang menyebabkan anak mengalami ADHD ini adalah karena mereka tidak dapat mencegah respons yang impulsif atau ada yang tidak pas di bagian otak yang terletak di bagian depan.
Bagaimana kita mengidentifikasikan bahwa seorang anak menderita ADHD :
* Tidak bisa konsentrasi, hal itu terjadi sering dibandingkan dengan anak-anak lain pada tahap perkembangan yang sama.
* Gejalanya harus nampak sebelum anak berumur 7 tahun
* Gejalanya nampak minimal dalam jangka waktu 6 bulan
Untuk membedakan supaya kita tahu bahwa seorang anak mengidap ADHD adalah gejala ADHD itu sangat impulsif, mereka tidak hanya tidak bisa konsentrasi, lari-lari, kadang mereka melakukan sesuatu yang berbahaya untuk diri mereka sendiri atau orang lain tanpa disadari.
Anak yang menderita ADHD mempunyai kecenderungan self-esteem (penghargaan diri) yang sangat rendah. Ini bisa diakibatkan karena dimarahi orangtua, karena sekolahnya tidak baik, tidak disukai orang-orang.
Orangtua bisa membawa anak ini pada para ahli yang bisa membantu untuk menangani anak-anak seperti ini. Misalnya ke psikiater (dokter ahli jiwa) atau dokter yang bisa memberikan obat yang saat ini diketemukan sangat efektif untuk anak ADHD. Untuk menurunkan hiperaktifnya mereka bisa dibantu dengan obat atau juga dengan terapi tingkah laku.
Yohanes 9:1-3, " Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia."
Yakinlah bahwa ada pekerjaan Allah yang tengah dinyatakan di dalam anak kita. Tugas kita yang pertama adalah berdoa bagi anak kita setiap hari. Kedua, berdoalah bagi kita juga agar Tuhan memberikan hikmat, kesabaran, dan cinta kasih untuk membesarkan anak-anak yang Tuhan telah titipkan kepada kita. Ketiga, tetap berharaplah bahwa Tuhan akan memakai anak ini untuk menggenapi pekerjaan Tuhan di dunia.
bu Winny Soenaryo, M. A.
http://www.telaga.org/audio/menangani_gangguan_adhd
Menurut DSM-IV definisi ADHD sendiri adalah sebagai berikut:
A. (1) atau (2)
(1) memenuhi 6 atau lebih gejala kurangnya pemusatan perhatian paling tidak selamMenurut DSM-IV definisi ADHD sendiri adalah sebagai berikut:a 6 bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan;
(2) memenuhi 6 atau lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas paling tidak selama 6 bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
B. Gejala kurangnya pemusatan perhatian atau hiperaktivitas-impulsivitas muncul sebelum usia 7 tahun.
C. Gejala-gejala tersebut muncul dalam 2 seting atau lebih (di sekolah, rumah, atau pekerjaan)
D. Harus ada bukti nyata secara klinis adanya gangguan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.
E. Gejala tidak terjadi mengikuti gangguan perkembangan pervasive, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan tidak dilihat bersama dengan gangguan mental lain (gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, atau gangguan kepribadian).
Gejala-gejala yang muncul sebagai bentuk kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas terkadang berpengaruh terhadap pengalaman belajar anak karena anak yang menunjukkan gejala-gejala tersebut biasanya akan terlihat selalu gelisah, sulit duduk dan bermain dengan tenang, kesulitan terlibat dalam kegiatan yang mengharuskan antri, menjawab pertanyaan sebelum selesai ditanyakan, kesulitan mengikuti instruksi detail, kesulitan memelihara perhatian dalam waktu panjang ketika mengerjakan tugas, dan sering salah meletakkan barang.
Penelitian terakhir menyebutkan bahwa gejala-gejala pada anak ADHD muncul karena mereka tidak dapat menghambat respon-respon impulsif motorik terhadap input-input yang diterima, bukan ketidakmampuan otak dalam menyaring input sensoris seperti cahaya dan suara (Barkley, 1998).
Walaupun banyak penelitian sudah dilakukan namun sampai saat ini para ahli belum yakin apa penyebab ADHD, namun mereka curiga bahwa sebabnya berkait dengan aspek genetik atau biologis, walaupun mereka juga percaya bahwa lingkungan tumbuh anak juga menentukan perilaku spesifik yang terbentuk. Beberapa faktor yang banyak diduga memicu munculnya gejala ADHD adalah: kelahiran prematur, penggunaan alkohol dan tembakau pada ibu hamil, dan kerusakan otak selama kehamilan. Beberapa faktor lain seperti zat aditif pada makanan, gula, ragi, atau metode pengasuhan anak yang kering juga diduga mendukung munculnya gejala ADHD walaupun belum didukung fakta yang meyakinkan.
TRITMEN BAGI ANAK ADHD
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun telah tersedia beberapa pilihan tritmen yang telah terbukti efektif untuk menangani anak-anak dengan gejala ADHD. Strategi penanganan tersebut melibatkan aspek farmasi, perilaku, dan metode multimodal.
Metode perubahan perilaku bertujuan untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial anak untuk mendukung perubahan perilaku (AAP, 2001). Pihak yang dilibatkan biasanya adalah orang tua, guru, psikolog, terapis kesehatan mental, dan dokter. Tipe pendekatan perilakuan meliputi training perilaku untuk guru dan orang tua, program yang sistematik untuk anak (penguatan positif dan token economy), terapi perilaku klinis (training pemecahan masalah dan ketrampilan sosial), dan tritmen kognitif-perilakuan/CBT (monitoring diri, self-reinforcement, instruksi verbal untuk diri sendiri, dan lain-lain) (AAP, 2001).
Metode farmasi meliputi penggunaan psikostimulan, antidepresan, obat untuk cemas, antipsikotik, dan stabilisator suasana hati (NIMH, 2000). Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat-obatan ini harus dibawah pengawasan ketat dokter dan ahli farmasi yang terus-menerus melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan dan dampaknya terhadap subjek tertentu.
Beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa cara terbaik untuk menangani anak ADHD adalah dengan mengkombinasikan beberapa pendekatan dan metode penanganan. Penelitian yang dilakukan NIMH terhadap 579 anak ADHD menunjukkan bahwa kombinasi terapi obat dan perilaku lebih efektif dibandingkan jika digunakan sendiri-sendiri. Tritmen multimodal khususnya efektif untuk meningkatkan ketrampilan sosial pada anak-anak ADHD yang diikuti gejala kecemasan atau depresi. Ternyata dosis obat yang digunakan lebih rendah jika diikuti dengan terapi perilaku daripada jika diberikan tanpa terapi perilaku
http://darubimantoro.ngeblogs.com
A. (1) atau (2)
(1) memenuhi 6 atau lebih gejala kurangnya pemusatan perhatian paling tidak selamMenurut DSM-IV definisi ADHD sendiri adalah sebagai berikut:a 6 bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan;
(2) memenuhi 6 atau lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas paling tidak selama 6 bulan pada tingkat menganggu dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
B. Gejala kurangnya pemusatan perhatian atau hiperaktivitas-impulsivitas muncul sebelum usia 7 tahun.
C. Gejala-gejala tersebut muncul dalam 2 seting atau lebih (di sekolah, rumah, atau pekerjaan)
D. Harus ada bukti nyata secara klinis adanya gangguan dalam fungsi sosial, akademik, atau pekerjaan.
E. Gejala tidak terjadi mengikuti gangguan perkembangan pervasive, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan tidak dilihat bersama dengan gangguan mental lain (gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, atau gangguan kepribadian).
Gejala-gejala yang muncul sebagai bentuk kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas terkadang berpengaruh terhadap pengalaman belajar anak karena anak yang menunjukkan gejala-gejala tersebut biasanya akan terlihat selalu gelisah, sulit duduk dan bermain dengan tenang, kesulitan terlibat dalam kegiatan yang mengharuskan antri, menjawab pertanyaan sebelum selesai ditanyakan, kesulitan mengikuti instruksi detail, kesulitan memelihara perhatian dalam waktu panjang ketika mengerjakan tugas, dan sering salah meletakkan barang.
Penelitian terakhir menyebutkan bahwa gejala-gejala pada anak ADHD muncul karena mereka tidak dapat menghambat respon-respon impulsif motorik terhadap input-input yang diterima, bukan ketidakmampuan otak dalam menyaring input sensoris seperti cahaya dan suara (Barkley, 1998).
Walaupun banyak penelitian sudah dilakukan namun sampai saat ini para ahli belum yakin apa penyebab ADHD, namun mereka curiga bahwa sebabnya berkait dengan aspek genetik atau biologis, walaupun mereka juga percaya bahwa lingkungan tumbuh anak juga menentukan perilaku spesifik yang terbentuk. Beberapa faktor yang banyak diduga memicu munculnya gejala ADHD adalah: kelahiran prematur, penggunaan alkohol dan tembakau pada ibu hamil, dan kerusakan otak selama kehamilan. Beberapa faktor lain seperti zat aditif pada makanan, gula, ragi, atau metode pengasuhan anak yang kering juga diduga mendukung munculnya gejala ADHD walaupun belum didukung fakta yang meyakinkan.
TRITMEN BAGI ANAK ADHD
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan ADHD, namun telah tersedia beberapa pilihan tritmen yang telah terbukti efektif untuk menangani anak-anak dengan gejala ADHD. Strategi penanganan tersebut melibatkan aspek farmasi, perilaku, dan metode multimodal.
Metode perubahan perilaku bertujuan untuk memodifikasi lingkungan fisik dan sosial anak untuk mendukung perubahan perilaku (AAP, 2001). Pihak yang dilibatkan biasanya adalah orang tua, guru, psikolog, terapis kesehatan mental, dan dokter. Tipe pendekatan perilakuan meliputi training perilaku untuk guru dan orang tua, program yang sistematik untuk anak (penguatan positif dan token economy), terapi perilaku klinis (training pemecahan masalah dan ketrampilan sosial), dan tritmen kognitif-perilakuan/CBT (monitoring diri, self-reinforcement, instruksi verbal untuk diri sendiri, dan lain-lain) (AAP, 2001).
Metode farmasi meliputi penggunaan psikostimulan, antidepresan, obat untuk cemas, antipsikotik, dan stabilisator suasana hati (NIMH, 2000). Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat-obatan ini harus dibawah pengawasan ketat dokter dan ahli farmasi yang terus-menerus melakukan evaluasi terhadap efektivitas penggunaan dan dampaknya terhadap subjek tertentu.
Beberapa penelitian terakhir membuktikan bahwa cara terbaik untuk menangani anak ADHD adalah dengan mengkombinasikan beberapa pendekatan dan metode penanganan. Penelitian yang dilakukan NIMH terhadap 579 anak ADHD menunjukkan bahwa kombinasi terapi obat dan perilaku lebih efektif dibandingkan jika digunakan sendiri-sendiri. Tritmen multimodal khususnya efektif untuk meningkatkan ketrampilan sosial pada anak-anak ADHD yang diikuti gejala kecemasan atau depresi. Ternyata dosis obat yang digunakan lebih rendah jika diikuti dengan terapi perilaku daripada jika diberikan tanpa terapi perilaku
http://darubimantoro.ngeblogs.com
Langganan:
Postingan (Atom)