Selasa, 16 Maret 2010

Sebuah penelitian baru di University of Wisconsin-Madison menunjukkan bahwa orang-orang dapat melatih pikiran mereka untuk tetap fokus. Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan UW-Madison, Antoine Lutz melibatkan beberapa subyek yang tertarik dengan meditasi, berusaha melihat apakah latihan mental dapat mempengaruhi pikiran. Hasilnya menunjukkan kestabilitas pikiran dapat ditingkatkan dengan latihan mental, seperti meditasi.

"Semua orang terkadang melamun," kata Lutz, yang bekerja di Waisman Brain Imaging Lab and the new Center for Investigating Healthy Minds. "Sesaat pikiran bisa hilang walaupun ketika seseorang mencoba tetap fokus pada suatu objek. Sulitnya memfokuskan pikiran terbukti dalam pengalaman sehari-hari dan di laboratorium."


Mampu mempertahankan pikiran dalam waktu panjang adalah bagian penting dari pengaturan pikiran, ini penjelasan dari hasil penelitian ilmuwan senior Richard Davidson, direktur dari the Center for Investigating Healthy Minds and professor of psychology and psychiatry.

"Bagi orang yang jarang berlatih, pikirannya mudah kacau, membutuhkan usaha untuk memfokuskan pikiran kembali," kata Davidson. "Seperti fluktuasi yang sedang berlangsung dalam pikiran, diperkirakan stabilitas kompetitif mencerminkan proses interaksi antara tugas-tugas yang terkait dan tidak terkait, seperti pikiran-melayang. Penelitian kami berpendapat bahwa kemampuan untuk menstabilkan pikiran yang terbaik dianggap sebagai keterampilan yang dapat dilatih."


Para peserta diberikan frekuensi normal dan sesekali nada yang berbeda pada kedua telinga, diminta hanya memperhatikan nada pada satu telinga dan menekan tombol setiap kali mereka mendeteksi sebuah nada berbeda yang berselang-seling. Nada yang berbeda ini adalah sedikit lebih tinggi daripada frekuensi normal. Lutz dan teman-teman menyelidiki saat-saat kestabilan pikiran dengan perhitungan perubahan percobaan dari kedua reaksi. sebagai respon terhadap nada yang berbeda dan konsistensi respon otak yang diukur dengan electroencephalography (EEG).

"Ukuran dari perubahan dalam perilaku dan respon otak adalah sangat relevan," jelas Lutz. “ Pasien ADHD (Attention defisit hyperactivity disorder) biasanya menunjukkan lebih banyak perubahan intra-individu saat terjadi reaksi dari kontrol. Perubahan ini diperkirakan lebih jelas mencerminkan gangguan dan kekurangan perhatian bagi kontrol pasien ADHD. Kami menghipotesis bahwa pelatihan meditasi akan mengurangi perubahan bentuk ini. "

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tiga bulan latihan meditasi pemusatan pikiran dapat meningkatkan kemampuan menstabilkan pikiran, seperti ditunjukkan baik oleh ukuran konsistensi respon otak dan mengurangi saat terjadi perubahan reaksi. Lebih jauh lagi, orang-orang yang menunjukkan peningkatan besar dalam konsistensi respon saraf menunjukkan penurunan terbesar saat terjadi perubahan reaksi.

"Temuan bahwa pikiran adalah kemampuan yang fleksibel telah membuka banyak kemungkinan," kata Lutz. "Sebagai contoh, latihan pikiran cukup baik untuk memeriksa kekacuan pikiran."


Penelitian baru ini dilaporkan secara online di edisi Oktober 21 pada Journal of Neuroscience. Penelitian didanai oleh the National Center for Complementary and Alternative Medicine of NIH, the Fetzer Institute and the Impact Foundation, dan oleh The John W. Kluge Foundation, Bryant Wangard, Ralph Robinson dan Keith and Arlene Bronstein. (Erabaru/ngrh)
http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/7204-meditasi-sangat-membantu-konsentrasi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar