Senin, 28 Maret 2011

Psikologi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang padat, sesak, bising, merupakan lingkungan yang kurang kondusif bagi manusia. Karena lingkungan yang seperti itu dapan menyebabkan menurunkan kesehatan baik secara fisik maupun mental dan juga menurunnya tingkat kenyamanan manusia yang ada di lingkungan tersebut. Sudah jelas bahwa ketiga hal tersebut merupakan danpak negative karena sudah banyak penelitian-penelitian yang membuktikan dampak dari ketiga hal tersebut jika berada dalam lingkungan dimana manusia berada. Lingkungan yang padat disebabkan oleh perkembangan dalam masyarakat yang berkembang pesat dan pada akhirnya dapat menyebabkan kesesakan pada lingkungan tersebut.

Dari pertumbuhan serta perkembangan dalam masyarakat yang sangat pesat dan cukup signifikan mengakibatkan aktifitas yang dilakukan oleh individu yang berada dalam lingkungan tersebut meningkat tajam. Dengan pertambahan jumlah penduduk pada suatu populasi mengakibatkan tingkat keramaian dan kebisingan juga akan meningkat tajam karena suara yang ditimbulkan dari individu tersebut maupun alat transportasi atau alat-alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari individu tersebut. Oleh karena itu ketiga hal tersebut yaitu kesesakan, kebisingan, dan kepadatan sangatlah berhubungan erat sekali jika dilihat dari perkembangan suatu wilayah. Karena ketiganya pasti saling berkaitan satu sama lain.
Karena ketiga hal tersebut selalu saja dikait-kaitkan dengan dampak negative dari berkembangnnya suatu wilayah atau daerah, disini peneliti mencoba untuk mengamati kebenaran penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang ketiga hal tersebut. Oleh karena itu peneliti coba mengamati lingkungan di sekitar tempat tinggal peneliti di komplek PERUMNAS dekat dengan kawasan pasar baru di kawasan Depok I. guna membuktikan kebenaran dari teori-teori tentang kepadatan, kesesakan juga kebisingan yang telah penulis pelajari dalam perkuliahan psikologi lingkungan.






KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

Daerah tempat tinggal penulis yang bertempat dikawasan PERUMNAS Depok I yang termasuk tempat tinggal yang tingkat kepadatannya cukup tinggi, tepatnya sangat dekat dengan pasar semi tradisional.kota depok merupakan salah satu kta yang perkembanganya sangatlah cukup pesat.dari bermula hanya tanah lapang serta rawa-rawa yang di mana orang-orang sangatlah segan untuk memilih bermukim didaerah ini sampai pada kota yang dapat di bilang cukup moderen. Hal tersebut dapat dilihat dari kepadatan penduduk yang kini terjadi, pusat-pusat perbelanjaan moderen,dan jumlah kendaraan yang tiap hari lalu-lalang di jalan-jalan protocol kota di depok yang selalu saja menyebabkan kemacetan. Hal tersebut dapat terjadi tidak kurang dan tidak bukan juga karena campur tangan dari pemerintah kota Depok itu sendiri. Dengan adanya fasilitas yang memudahkan masyarakat kota Depok dalam beraktifitas seperti stasiun kereta api, terminal bis, rumah sakit, sarana tempat ibadah, sekolahan, pasar tradisional juga menjamurnya pasar-pasar moderen di kawasan ini tentu saja menarik minat banyak orang untuk memiliki tempat tinggal di kawasan ini. Hal tersebutlah yang menyebabkan tingkat kepadatan yang tinggi pada kota yang dulunya pernah menyabet piala adipura ini.
Kini penulis akan lebih menitik beratkan penelitian hanya pada lingkungan dimana penulis tinggal, yaitu tempat tinggal yang berkawasan dekat dengan pasar semi tradisional Depok I. walaupun sudah dapat dikatakan pasar semi tradisional bukan berarti kawasan ini bebas dari kesan pasar tradisional yang selama ini ikut melekat didalamnya. Seperti kawasan yang becek, bau, bising, sesak dan lain sebagainnya. Pasar ini tetap berkesan sebagaimana pasar tradisional lainnya.akan tetapi pasar ini selalu saja menjadi incaran, karena pasar-pasar seperti ini memiliki harga yang jauh lebih murah bila di bandingkan pasar-pasar moderen yang menawarkan kenyamanan lebih ketika berbelanja pada para pelanggannya.
Tempat tinggal bermukimnya penulis sangatlah berdekatan dengan pasar tersebut, tepatnya di belakang pasar ini. Sebuah tempat bermukin yang sangat jauh dari kesan nyaman karena bau tidak sedap juga suara-suara bising yang berasal dari pasar tersebut dapat tercium dan terdengar sampai ke dalam rumah penulis. Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang rusak yang mana sering di lewati oleh truk-truk besar yang mengangkut sayur- mayur, ayam potong, juga barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di pasar tersebut. Apabila pagi tiba jalanan di sekitar pasar menjadi macet dan sangat padat terlebih lagi bila hari sabtu dan minggu tiba. Hal itu di sebabkan karena kondisi jalan yang tidak terlalu luas dan banyaknya angkutan umum yang berhenti di depan lokasi tersebut untuk mencari penumpang menambah kesemrawutan lalulintas di lokasi tersebut. Tidak hanya itu lokasi tempat tinggal penulis yang sangat berdekatan dengan pasar menyebabkan banyaknya rumah-rumah penduduk yang dijadikan sebagai lahan usaha yang menurut sebagian orang lokasi ini sangat strategis untuk menjajakan dangangan mereka.
Lokasi yang sangat padat antar rumah bahkan nyaris tidak ada batasan,menyebabkan tidak tersediannya lahan bermain untuk anak-anak yang bermukim di daerah ini. Hal ini tentu saja dapat mengancam keselamatan mereka karena daerah tempat tinggal yang cukup padat dan sering di lalui oleh kendaraan bermotor. Suhu yang dirasakan juga tidak dapat dikatakan kondusif untuk sebuah tempat tinggal. Suhu yang panas dapat dengan cepat menyulut emosi para penduduknya. Apalagi dengan adanya isu pemanasan global akhir-akhir ini yang semakin saja marak, menyebabkan suhu di daerah ini menjadi tidak menentu. Tidak dapat di perkirakan lagi kapan cuaca panas dan kapan hujan akan datang. Di tambah lagi dengan bau yang ditimbulkan oleh tumpukan sampah yang menggunung yang berada di sudut pasar menyebabkan tempat tinggal menjadi tidak terasa nyaman.
Sosialisasi antara warga terjalin dengan baik. Hal tersebut juga tidak lepas dari campur tangan tetua setempat yang melakukan kegiatan-kegiatan social guna menjaga kerukuman dan keharmonisan antar warganya seperti karang taruna, arisan, posyandu untuk balita mupun lansia, acara ibu-ibu PKK, pengajian yang dilakukan di masjid ataupun gotong royong yang rutin dilakukan guna upaya membersihkan lingkungan sekitar.





HASIL PENGAMATAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di daerah sekitar tempat tinggalnya maka dapat disimpulkan bahwa daerah tempat tinggal penulis masuk dalam kategori tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Menurut Sarwono, suatu keadaan akan dinyatakan semakin padat apabila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin padat pula bila disbanding dengan luas ruangan. Di tempat dimana penulis tinggal hal ini terjadi Karena tempat tersebut di nilai oleh sebagian orang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Antara kepadatan dan kesesakan sangatlah berhubungan erat adanya.makin banyak jumlah manusia yang berada pada suatu wilayah maka semakin sesak pula keadaannya. Hubungan antara kepadatan dan kesesakan mempunyai dua cirri yaitu : cirri yang pertama, kesesakan adalah persepsi terhadap kepadatan dalam arti disini adalah jumlah manusianya. Cirri yang kedua, karena kesesakan adalah persepsi maka sifatnya adalah subjektif. Orang yang sudah terbiasa dengan kondisi naik kereta api yang padat penumpang , mungkin tidak akn merasa sesak lagi (density tinggi tetapi crowding rendah) sangat berbanding terbalik dengan orang yang tidak terbiasa bengan hal tersebut.
Stokols menyatakan bahwa density adalah kendala ruang (spatial constraint), sedangkan crowding adalah respon yang subjektif terhadap keadaan yang sesak. Kepadatan memang merupahan syarat mutlak untuk terjadinya sebuah kesesakan, tetapi untuk sebuah kesesakan bukan berarti adanya ssuatu kepadatan.
Menurut Altman, variasi indicator kepadatan berhubungan dengan tingkah laku social yaitu:
1.jumlah individu dalam sebuah kota.
2.jumlah individu pada daerah sensus.
3.jumlah individu pada unit tempat tinggal
4.jumlah ruang pada unit tempat tinggal.
5.jumlah bangunan pada lingkungan sekitar.



Sedangkan kategori kepadatan menurut Altman yaitu :
1.kepadatan dalam ( inside density)
jumlah individu yang terdapat pada suatu ruang atau tempat tinggal.
2.kepadatan luar (outside density)
jumlah individu yang berada dalam wilayah tertentu.

Kategori kepadatan menurut Holahan yaitu :
1.kepadatan spatial
yang terjadi bila luas ruangan diubah menjadi lebuh kecil tetapi jumlah individu tetap. Yang terjadi kepadatan meningkat sejalannya menurunnya luas ruangan yang ada.
2.kepadatan social
terjadi bila jumlah individu ditambah tanpa diiringi oleh penambahan luas ruang. Hal yang terjadi adalah kepadatan meningkat sejalan dengan bertambahnya individu.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadap lingkungan dimana penulis tinggal kepadatan penduduk cukup terlihat dan lagsung dapat dirasakan sendiri dampak negative dari kepadatan itu sendiri. Karena rumah warga setempat yang terletak saling berdempetan sehingga memungkinkan antara tetangga mendengar pembicaraan yang terjadi di samping tempat tinggalnya. Sehingga kadang terjadi konflik kecil antar warga.selain itu tingkat kriminalitas di tempat penulis tinggal cukup tinggi. Tercatat ada beberapa kali kasus kemalingan seperti kendaraan bermotor, harta benda maupun tanaman hias. Hal tersebut terjadi karena kondisi dimana penulis tinggal kurang pencahayaan pada malam hari dan dekat dengan lokasi pasar yang cukup strategis untuk melakukan tindak criminal.
Akibat dari kepadatan yang tinggi menurut Hamistra dan Mc. Farling yaitu :
1.Fisik, seperti peningkatan detak jantung, tekanan darah yang meningkat, dan lain sebagainya.
2.Akibat social, menyebabkan kenakalan dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Manusiapun menampakan tingkah laku yang menyerupai behavioral sink sebagai akibat dari kepadatan dan kesesakan. Holahan mencatat beberapa gejala sebagai berikut :
a.Dampak pada penyakit dan patologi social
1.reaksi fisiologik, misalya meningkatkan tekanan darah.
2.penyakit fisik, seperti psikosomatik dan meningkatnya angka kematian.
3.patologi social, misalnya meningkatnya kejahatan, bunuh diri, penyakit jiwa, dan tingkat kenakalan pada remaja.

b.Dampak pada tingkah laku social
1.Agresi
2.menarik diri dari lingkungan social
3.berkurangnya tingkah laku menolong
4.cenderung lebih banyak melihat sisi buruk dari orang lain jika terlalu lama tinggal bersama orang lainitu jika berada dalam tempat yang padat dan sesak.

c.Dampak pada hasil usaha dan suasana hati
1.hasil usaha dan prestasi kerja menurun
2.suasana hati cenderung lebih murung.

Mata pencaharian yang dilakukan penduduk setempat beragam mulai dari pegawai negeri sipil, pegawai swasta, pedagang dan lain sebagainya. Padatnya lahan di sekitar lingkungan tempat tinggal penulis sama sekali tidak meninggalkan tempat lapang untuk lahan bermain anak-anak.sehingga keselamatan anak terancam karena mereka terpaksa main di pinggir-pinggir jalan dimana banyak sekali kendaraan-kendaraan bermotor lalu-lalang. Banyaknya kendaraan bermotor yang lalu-lalang didak lepas meninggalkan dampak negative bagi lingkungan ini antara lain polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan dari mesin kendaraan tersebut.
Menurut Holahan, polusi udara dan suhu yang tinggi dapat menimbulkan menurunnya kesehatan seperti timbulnya penyakit pernafasan dan infeksi saluran pernafasan. Juga dapat menimbulkan efek perilaku yaitu seseorang dalam temperature yang tinggi memiliki penilaian yang tidak jelas. Ada tiga faktor yang menyebabkan suara secara psikologis dianggap bising yaitu :
3.Volume, suara yang semakin keras dirasa akan semakin mengganggu.
4.Perkiraan, jika kebisingan dapat diperkirakan datangnya bunyi teratur maka kesan gangguan yang timbul akan lebih kecil dibanding suara yang datangnya tiba-tiba.
5.Pengendalian, bising atau tidak terganggu dari bagaimana kita mengaturnya.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis bahwa adanya dampak dari kebisingan yaitu tingkat stress yang cukup tinggi, tekanan darah meningkat, adrenalin yang meningkat, gangguan pendengaran, sakit kepala, gelisah, susah tidur dan lain-lain. Dampak yang penulis ungkapka serupa dengan dampak akibat kebisingan yang di kemukakan oleh Holahan, yaitu:

1.Efek fisiologis
Penyebab reaksi fisiologis sistemik menyebabkan stress. Reaksi cenderungmeningkat ketika kebisingan intens, periodic, dan tidak terkontrol. Reaksi fisiologis seperti sekresi adrenal dan tekanan darah meningkat.
2.Efek kesehatan
Efek dari kebisingan dalam intensitas yang tinggi dapat menyebabkan kehilangan pendengaran. Selain itu dapat mengakibatkan sakit kepala, gelisah, dan insomnia.
3.Efek perilaku
Efek perilaku dari kebisingan adalah mempengaruhi hilangnya beberapa aspek perilaku social.
4.Dampak psikologis (Munandar)
Kebisingan dapat mengganggu kesejahteraan emosional. Pada lingkungan yang ekstrim penduduk bisa bersikap agresif, penuh dengan curiga, dan cepat merasa jengkel.

Hal-hal seperti yang disebutkan diatas sangat dirasakan oleh para penduduk di sekitar tempat tinggal penulis. Apple dan Litell (1972) mendapatkan dari penelitiannya bahwa hubungan informal antar tetangga makin berkurang jika suara bising dan lalu lintas di sekitar tempat pemukiman meningkat.
Demikian penelitian serta pengamatan yang berusaha penulis gambarkan secara singkat tentang kondisi pemukiman dimana penulis tinggal.yang mana dapat dikatakan memiliki tingkat kepadatan yang cukup tinggi, kebisingan-kebisingan yang tinggi juga coba menuliskan akibat-akibat apa saja yang di timbulkan dari kepadatan,kesesakan juga kebisingan yang tinggi. Penulisan ini di tujukan guna mendapatkan nilai tugas untuk mata kuliah psikologi lingkungan.


Sumber Artikel: http://maiasalam.blogspot.com/2009/11/psikologi-lingkungan.html

psikologi lingkungan dalam arsitektur

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Pengertian lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputi unsur unsur penting seperti tanah air dan udara, lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup.

Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni”. Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi, strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Dari pernyataan dan pengertian tersebut diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa psikologi lingkungan dalam arsitektur adalah suatu keterkaitan antara sifat dan sikap seorang arsitek dalam mengembangkan lingkungan tempat tinggal secara baik tampa merusak lingkungan yang ada dan dikelola secara seni arsitektur.

Namun pada kenyataannya lingkungan tinggal disekitar kita telah mengalami banyak perubahan yang cukup memprihatinkan, lingkungan telah rusak dan berubah fungsinya. Contoh nyata dari lingkungan yang telah rusak adalah perkotaan , dimana sungai sebagai unsur air dan unsur kehidupan telah tercemar sehingga mengakibatkan matinya kehidupan di air, ikan yang semula bisa bertahan hidup di air yang jernih ini tidak bisa dijumpai lagi karena lingkungan tempatnya hidup sudah tidak mendukung untuk kelangsungannya, selain itu hancurnya lingkungan berdampak juga bagi kehidupan manusia dengan berkurangnya sumber air bersih. Sebagai contoh rusaknya lingkungan adalah tercemarnya kali dengan sampah hasil limbah rumahan dari masyarakat yang tinggal dilingkungan sekitar. Sebagai contoh lingkungan kali yang telah tercemar adalah kali Ciliwung yang berada di Ibu Kota DKI Jakarta. Kali tersebut telah mengalami perubahan fungsi dari daerah lingkungan penghijauan menjadi daerah pemukiman penduduk. Hal itulah yang pada akhirnya akan merusak lingkungan. Agar lebih jelasnya lagi mengenai hal ini silahkan anda lihat disini.


Untuk mencegahnya agar lingkungan tidak semakin parah dan rusak maka perlu segera dilakukannya tindakan prefentif agar dampaknya tidak berlarut larut. Untuk mendukung hal tersebut peran seorang arsitek sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup dimasa yang akan datang. Namun, hal itu tidak semata-mata dibebankan oleh seorang Arsitek semata peran serta masyarakatpun merupakan salah satu kunci dari kelestarian lingkungan hidup.
http://www.arifdesign.co.cc/

Psikologi Lingkungan

A. Latar Belakang
Sekretariat Dosen adalah ruangan untuk para dosen. Tempat ini di mana para dosen mengisi absen kehadiran dan absen para mahasiswa yang akan dibawa oleh para dosen untuk para mahasiswanya dikelas. Fungsi utama ruangan ini bagi dosen adalah beristirahat dan bagi para mahasiswa adalah sebagai tempat untuk mengetahui informasi tentang dosen tertentu yang bersangkutan oleh para mahasiswanya. Diruangan ini juga menyediakan OHP cadangan bila OHP disuatu kelas tidak menyala atau rusak, sehingga mahasiswapun akan mengambilnya diruangan ini.
Pada umumnya keadaan haruslah tenang, bersih, tidak bau, serta nyaman agar para dosen dan para mahasiswa dapat merasa nyaman saat memasuki ruang sekretariat dosen. Disamping itu, hal yang paling penting adalah tingkat kenyamanan ruangan ini agar para dosen mendapatkan ketenangan saat beristirahat.
Fungsi lain dari ruangan ini adalah sebagai ruangan konsultasi bagi para mahasiswa yang sedang dalam proses penyusunan penelitian ilmiah (PI) dan skripsi, oleh karena itu akan sering terlihat diluar ruangan ini para mahasiswa yang sedang menunggu dosennya atau menunggu giliran untuk berkonsultasi.
Lingkungan diluar ruangan ini terlihat nyaman dengan adanya rumput-rumput dan tanaman serta pohon-pohon kecil, sehingga menambah suasana yang segar dan tidak panas. Dengan kondisi lingkungan seperti itu, beberapa mahasiswa membuat lingkungan diluar ruangan ini sebagai tempat nongkrong dan dapat membuat para dosen yang berjalan melewatinya akan merasa tidak nyaman karena keramaian yang diakibatkan oleh para mahasiswa.
B. Analisis
Dalam pembahasan yang telah kami uraikan di atas, keadaan lingkungan ruangan secretariat dosen & jurusan dipengaruhi oleh faktor kebisingan dan faktor suhu lingkungan.
1. Faktor Kebisingan
Bising adalah apabila suatu gelombang-gelombang suara dirasakan sebagai gangguan atau bunyi-bunyi yang tidak dikehendaki. Karena bising itu tidak dikehendaki, sifatnya adalah subjektif dan psikologis. Subjektif karena sangat bergantung pada orang yang bersangkutan. Karena sifatnya yang mengganggu itu, secara psikologis bising adalah penimbul stres.
Tiga faktor yang mempengaruhi kebisingan :
a. Volume
Makin keras volume semakin mengganggu, misalnya orang-orang yang mengobrol, bercanda, dengan suara yang keras di lingkungan ruangan secretariat dosen & jurusan.
b. Perkiraan
Saat memiliki perkiraan bahwa lingkungan ruangan secretariat dosen & jurusan itu sepi dan tidak banyak orang yang mengobrol atau berkumpul sedangkan justru yang sebaliknya terjadi, para dosen dan orang-orang yang bekerja di dalam ruangan ini akan merasa terganggu dengan kebisingan yang sebenarnya diharapkan.
c. Pengendalian
Terkait dengan kendali, misalnya mengobrol atau berbicara seperlunya.
Sumber Kebisingan :
Kebisingan dari lingkungan buatan yang sudah banyak diteliti dianggap banyak menimbulkan gangguan pada manusia adalah sekelompok mahasiswa yang nongkrong atau berkumpul dan mengobrol dengan suara yang keras.
Efek kebisingan :
a. Efek Fisiologis
Stress, namun ada faktor adaptasi.
b. Efek kesehatan
Sakit kepala, , kegelisahan.
c. Efek perilaku
Munculnya perilaku sosial, berupa teguran oleh dosen pada mahasiswa yang berkumpul di lingkungan ruangan sekretariat dosen & jurusan.
2. Faktor Suhu Lingkungan
Beberapa efek dari suhu lingkungan:
a. Efek kesehatan
- Suhu udara di lingkungan secretariat dosen & jurusan yang segar
- Tidak adanya polusi udara
b. Efek perilaku
- Suhu tinggi menyebabkan perilaku agresi
- Panas tidak berhubungan dengan perhatian di lingkungan ruangan secretariat dosen & jurusan
C. Dampak
Dampak dari kebisingan adalah gangguan pendengaran yang bersifat sementara, seperti ketika dosen sedang beristirahat dan orang-orang yang bekerja di ruangan sekretariat dosen & jurusan akan merasa terganggu dengan kebisingan yang diakibatkan oleh para mahasiswa yang berkumpul di lingkungan ruangan ini.
http://antonwashere.blog.com/2010/03/02/psikologi-lingkungan-sekdos-univ-gunadarma/

Mengenal Psikologi Lingkungan

Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh dari lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam.

Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.

Apabila kebudayaan dan kearifan lokal kita pahami sebagai perjuangan manusia untuk mempertinggi kualitas hidupnya, maka mawas diri akan menjadi inti pokok dari pelajaran psikologi lingkungan.

Soedjatmoko, seorang ahli sosiologi, mengungkapkan harapannya untuk mengangkat mawas diri dari tingkat moralisme semata-mata ke tingkat pengertian psikologis dan historis dan mengenai perilaku manusia. Dalam hal ini beliau memberikan pengertian tentang moralisme dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh psikologis historis suatu lingkungan, tempat orang tersebut bersosialisasi dengan masyarakat binaannya.

Sementara Hardjowirogo, seorang antropolog, menulis bahwa tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Ungkapan itu telah surut menjadi sekadar penghias buah bibir. Perubahan zaman telah membawa pula fungsi mawas diri menjadi pengucapan belaka.

Sebagai contoh, tengok saja yang terjadi di zaman sekarang. Kini, banyak orang yang tinggal di dalam lingkungan baik dan religius, namun perilakunya sangat tidak mencerminkan lingkungan tempat dia tinggal. Meskipun orang tersebut sangat kenal dengan moral yang baik, belum tentu orang tersebut akan berlaku baik. Karena ternyata lingkungan sosial di zaman sekarang tidak bisa membentuk pribadi seseorang.

Seseorang bisa saja tinggal dalam lingkungan pesantren yang selalu diajarkan akidah dan akhlak yang baik. Namun, sifat dasar manusia selalu penasaran dan ingin mencari kebenaran sendiri dengan mencari perbandingan sendiri.

Pengaruh Teknologi

Teknologi sekarang sudah sangat canggih. Alat telekomunikasi seperti internet dan telepon memeberi pengaruh besar kepada pribadi seseorang. Sehingga orang yang tinggal di lingkungan pesantren bukan tidak mungkin berpandangan liberal dan kebarat-baratan. Ternyata, pengaruh dunia maya sangat besar dalam membentuk pribadi seseorang.

Pada masa sekarang ini, Indonesia sedang mengalami transformasi besar-besaran, baik akibat perubahan kondisional, seperti pertambahan jumlah penduduk yang luar biasa, maupun interaksi yang intensif antara kebudayaan asli dengan kebudayaan mancanegera, khususnya melalui jaringan telekomunikasi yang sangat canggih seperti, televisi dan internet.

Perubahan penduduk yang pesat telah membawa dampak perubahan perilaku yang dahsyat. Semula, komunitas primordial dapat memenuhi kebutuhan pokok anggota-anggotanya. Kini, pertambahan penduduk yang pesat menghancurkan kepentingan komunitas tersebut.

Pertambahan penduduk ini juga berdampak pula pada pola-pola migrasi. Urbanisasi makin deras sehingga menimbulkan penumpukan penduduk di kota-kota. Penumpukan warga kota yang semakin padat menyebabkan lapangan pekerjaan semamikin menyempit. Hal ini akan menimbulkan kemiskinan.

Kemiskinan akan menyebabkan perilaku yang beringas di perkotaan dan meningkatnya tindak kriminalitas, seperti pencopetan, penodongan, dan tindak kekerasan lainnya.

Perubahan perilaku yang deras juga terjadi akibat interaksi antara sistem kebudayaan yang berbeda-beda. Ambilah contoh perilaku masyarakat desa yang sudah pindah ke kota besar. Mereka cenderung menjadi orang-orang yang hedonis, konsumtif dan kapitalis karena beranggapan bahwa sikap semacam itulah yang dinamakan sikap manusia modern.

Lingkungan kota sangat berbeda dengan lingkungan desa. Jika lingkungan kota adalah lingkungan pekerja yang dekat dengan teknologi canggih, seperti karyawan pabrik yang akrab dengan mesin-mesin pabrik dengan teknologi tinggi atau karyawan kantor yang akrab dengan media komputer, sementara masyarakat desa akrab dengan lingkungan alam karena kebanyakan mereka bekerja sebagai petani.

Maka jelaslah secara perilaku akan jauh berbeda, meskipun tidak menutup kemungkinan masyarakat desa pun sudah mengenal teknologi seperti internet sehingga pengaruh budaya luar dengan mudah masuk ke dalam isme mereka.

Sistem kebudayaan masyarakat kota itu sudah sangat terkontaminasi dengan pengaruh budaya asing sehingga perilaku masyarakat kota lebih individualis daripada masyarakat desa. Perilaku ini sangat dipengaruhi oleh interaksi, interelasi, dan interdepensi dari berbagai budaya yang membawa perubahan dari yang paling profan sampai yang paling sakral.

Interaksi ini terjadi pada hampir semua sektor kebudayaan, seperti ekonomi, sosial, politik, juga pada agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan kesenian. Perubahan ini tidak bisa dianggap sebagai perubahan yang serasi, selaras dan seimbang, tetapi lebih berupa konflik.

Value Confusion

Dari konflik inilah muncul apa yang disebut Value Confusion, ketika nilai-nilai yang berbeda bahkan bertentangan dianggap sama sahnya. Misalnya nilai rukun dan nilai kebebasan. Terkadang muncul pula suasana kosong nilai atau anomi, karena tak ada lagi nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan.

Mencermati hal di atas maka perilaku masyarakat kota itu cenderung lebih bebas karena sudah tidak mengindahkan nilai-nilai yang ada. Mungkin dapat dikatakan bahwa perilaku masyarakat kota itu lebih tidak bermoral daripada masyarat desa.


http://debuh.com/berita-kesehatan/mengenal-psikologi-lingkungan/18860/

presentasi kebutuhan psikologi lingkungan

1.1 Pengantar
•Psikologi lingkungan berkaitan dengan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi tanaman, hewan, objek material, dan manusia.
•Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan ketegangan lingkungan
( evironmental stress ), misalnya, keadaan ruangan yang akan memicu kejiwaan seseorang, suhu, suasana dan sifat cahaya. Jadi pengaruh lingkungan terhadap kejiwaan seseorang dapat bersifat internal, eksternal, dan transendental.
1.2 Konsep Psikologi Lingkungan
•Pengaruh geografi mempelajari peta kognitif individu tentang lingkungan. Perilaku peta disusun bekaitan kegiatan lingkungan, peta perilaku ini dipersiapkan untuk perilaku eksplorasi, perasaan lingkungan, dll.
•Peta perilaku baru-baru ini telah dilakukan upaya untuk berhubungan preferensi lingkungan untuk karkteristik kepribadian dan karakteristik nasional.
1.3 Pengaruh Lingkungan Terhadap Lingkungan
•Telah dihipotesiskan bahwa lingkungan mempengaruhi perilaku di beberapa tingkatan, misalnya, penataan furnitur di kamar mempengaruhi cara orang di ruangan itu berinteraksi.
•Banyak penelitian menunjukkan pengaruh buruk dari urbanisasi pada perilaku manusia, Telah ditunjukkan bahwa kejadian penyakit mental meningkat dengan urbanisasi, seperti Tingkat kejahatan di kota besar meningkat pada tingkat tinggi dan banyak kota-kota besar di dunia dikenal sebagai kota kejahatan.
1.4 Terapan Psikologi Lingkungan
•Terapan psikologi lingkungan bertujuan pada pengelolaan lingkungan yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih baik dan pertumbuhan psikologis. Ini mempelajari cara yang efektif untuk melestarikan lingkungan alam, cara yang lebih baik dari merancang kota-kota dan sarana mempromosikan kesadaran lingkungan di antara manusia.

http://industri16ferdybima.blog.mercubuana.ac.id/2010/11/05/presentasi-kebutuhan-psikologi-lingkungan/

Tempat romantis di Indonesia

Berikut 10 tempat paling romantis yang bisa Anda pilih untuk menghabiskan Hari Valentine:

1. Pulau Bintan, Riau
Pulau ini teletak di Provinsi Kepulauan Riau, suasana di pulau ini sungguh memikat, keindahan alam salah satunya. Kemilau pasir putih, birunya air laut, dan rimbunnya pepohonaan merupakan perpaduan yang membuat pulau ini begitu cantik. Di pulau ini terdapat banyak tersedia resort yang bisa disewa untuk bulan madu, private beach, wisata selam, serta wisata kuliner yang bisa jadi alternatif saat berbulan madu.

2. Kaliurang, Yogyakarta
Kaliurang berjarak 28 kilometer arah utara dari pusat kota Yogyakarta, tepatnya di dusun kaliurang , Hargobinangun, Pakem, Sleman. Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat. Kaliurang memang cocok sebagai tempat berbulan madu. hawanya yang sejuk dan berlatar alam pegunungan disertai gemericik sungai sungguh menjadikan bulan madu menjadi begitu romantis.

3. Pantai Senggigi, Lombok
Pantai ini terletak di sebelah barat pesisir Lombok, suasana asrinya dan pemandangan bawah laut nan mempesona. Ombak yang tidak terlalu besar danm tenang tentu saja akan menambah keromantisan bulan madu.

4. Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat
Jika ingin benar-benar merasakan dunia milik berdua, tak ada salahnya memilih Pulau Moyo di Nusa Tenggara Barat, sebagai tempat bulan madu. Daerahnya masih sepi dan asli, tapi jangan takut tak ada fasilitas. Di sana ada cottage-cottage yang menyediakan aneka fasilitas. Selain hamparan pasir putih, ada juga terumbu karang lengkap dengan ikan laut warna-warni. Tak ketinggalan air terjun serta kolam-kolam alami.

5. Desa Ubud, Bali
Desa ini terkenal dengan budaya dan keindahan alamnya. Disini, Anda dan pasangan akan merasakan ketenangan jiwa raga dengan melihat pemandangan pegunungan yang hijau dan indahnya sawah bertingkat. Desa ini juga diyakini bisa memberikan sejuta inspirasi.

6. Bunaken, Manado, Sulawesi Utara
Pulau ini terdapat Taman Laut Bunaken yang eksotis. Taman laut ini merupakan salah satu laut yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia. Lokasi resor sangat strategis dengan pemandangan alam Bunaken yang indah. Tak ada salahnya kan , setelah beromantis-romantisan dengan pasangan, kemudian mengeklsporasi keindahan bawah laut Bunaken dengan melakukan snorkling?

7. Kampung Sampireun, Garut, Jawa Barat
Kampung Sampireun terletak di Ciparay, desa Sukakarya, Garut, Jawa Barat. Kampung Sampireun ini menawarkan semua kesederhanaan sekaligus kenyamanan fasilitas yang Anda butuhkan untuk bulan madu Anda.Jika Anda ingin merasakan suasana pedesaan khas Sunda, lengkap dengan bale-bale, masakan Sunda, musik Sunda, maka Kampung Sampireun bisa menjadi pilihan tempat bulan madu. Pemandangan yang indah dan lingkungan yang tenang, udara bersih dan segar itu menjadikan resor ini tempat yang tepat untuk pasangan yang berbulan madu.


8. Pulau Belitung
Pulau Belitung didominasi pantai dengan panorama indah, air yang jernih, dan hamparan pasir putih di sepanjang pesisir pantai. Banyaknya teluk-teluk dengan perairan tenang menjadikan tempat ini cocok bagi pasangan bulan madu yang gemar olahraga air. Pemandangan alam menakjubkan di Pulau Belitung, barangkali tidak dapat dijumpai di pulau-pulau lain, inilah keistimewaan pulau ini, manarik dijadikan tempat untuk bulan madu nan romantis.

9. Tanjung Lesung, Banten
Tanjung Lesung terletak di kawasan pantai barat Selat Sunda, tepatnya di Desa Tanjung Jaya, Pandeglang, Banten. Resor ini dapat dijadikan alternatif tujuan bulan madu Anda dengan pasangan tercinta, ditempuh selama 3,5 jam dari ibu kota Jakarta lewat Pandeglang. Suasana disini begitu memikat dengan pesona keindahan biru lautnya dan pasir putih yang terhampar luas. Menikmati keindahan laut yang begitu cantik serta air laut yang amat jernih sehingga bisa terlihat ikan-ikan yang berenang melewati terumbu-terumbu karang. Beragam aktivitas olahraga air terdapat di sini, seperti; Banana Boat, Jet Ski, hingga berpetualang menelusuri Gunung Krakatau.

10. Pulau Umang, Banten
Pulau Umang terletak di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tempat ini cocok untuk lari dari kebisingan kota sekaligus menikmati indahnya momen bulan madu. Di pulau ini, terdapat resor yang ditata dengan sentuhan artistik alami, Keindahan laut yang dikelilingi pegunungan makin menambah suasana romantis saat berbulan madu.

Moral Exclusion dan Rokok

Terlalu Permisif

Masyarakat Indonesia sangat permisif dalam masalah merokok, meskipun telah memiliki Pasal 24 PP no.81/ 1999 yang menyatakan bahwa pimpinan atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja harus mengupayakan terbentuknya kawasan bebas rokok, dan Peraturan Pemerintah no.38 th.2000 yang menyatakan bahwa rokok tidak boleh diiklankan di media elektronik antara pukul 05.00-21.30 WIB, (Kompas,2001).

Seorang konsultan WHO dan Australia, Dr. Matthew Allen, pada bulan April 2001 menyatakan bahwa tingginya tingkat rokok dan penerimaan terhadap rokok pasif merupakan hambatan utama dan pertama bagi penanggulangan masalah rokok di Indonesia. Allen menyatakan terdapat 7 (tujuh) hambatan bagi penanggulangan masalah rokok di Indonesia, yaitu;

1. Tidak adanya pengetahuan di kalangan perokok tentang resiko merokok

2. Tidak cukupnya pengetahuan badan-badan pemerintah dan LSM, yaitu pengendalian rokok bagi kesehatan dan perekonomian, serta taktik-taktik menyesatkan yang dipakai oleh industri rokok

3. Tidak adanya komitmen oleh para politisi dan departemen pemerintah

4. Adanya kerancuan wewenang Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dan Departemen Kesehatan dan Departemen Kesejahteraan Sosial

5. Kuatnya sektor industri rokok

6. Desentralisasi dan tidak adanya kerangka kerja di daerah untuk mengimplementasikan perangkat pengendalian rokok

7. Tak ada dana untuk membuat kampanye tandingan dan program pengendalian lainnya. (Kompas, 2001)

Melihat perkembangan kebiasaan merokok Indonesia yang semakin lama semakin parah, nampaknya harapan untuk menanggulangi masalah ini semakin tipis, namun sebenarnya hal tersebut bukan tidak mungkin dilakukan karena beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras baik bagi para perokok maupun industri rokok. Singapura menerapkan ruang publik sebagai kawasan bebas rokok, mesin penjual rokok dinyatakan ilegal dan melarang perusahaan rokok menjadi sponsor even publik (Oskamp & Schultz, 1998)

Negara-negara Unieropa mencanangkan kampanye anti rokok dengan slogan; "Feel Free to Say No!" yang diluncurkan bertepatan dengan momen piala dunia 2002 serta didukung sejumlah pemain bola terkenal seperti Luis Figo, Zinadine Zidane, Paolo Maldini,dll. Sementara dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau sedunia (31 Mei 2002), Meksiko mengumumkan akan melarang semua iklan rokok dari radio dan televisi mulai 2003. Secara perlahan-lahan penjualan rokok di toko-toko obat akan dikurangi dan peringatan bahwa bahaya rokok akan diwajibkan untuk dipasang di depan, bukan di belakang seperti sekarang. (Kompas, 2002)

Jurus Kelit Industri Rokok

Bagaimana perokok dan industri rokok dapat terus "hidup" dan berkembang mengambil ruang gerak dan nafas di Indonesia ?

Moral Exclusion

Jika moral berada dalam ruang keadilan, moral exclusion sangat berbeda (kontras), yang merupakan rasionalisasi, jastifikasi kesalahan atau sesuatu yang membahayakan. Dalam konflik lingkungan, moral exclusion sulit untuk dideteksi, hal ini disebabkan juga oleh adanya dukungan konvensi sosial. Analisa gejala moral exclusion dalam konflik lingkungan mengindikasikan bahwa moral exclusion dapat digolongkan dalam tiga bentuk penyangkalan (denial); simptom moral exclusion, yaitu;

1. Outcome Severity (hasil rumit)

a. disbenefit (kerugian berat); pihak tertentu (negara atau perusahaan) menolak penanggulangan masalah tertentu dengan berkelit hal tersebut dapat mendatangkan kerugian besar

b. sains; memanfaatkan sains untuk tujuan tertentu, menjadikan sains sebagai alasan, misalnya perlunya waktu untuk meneliti masalah tertentu.

2. Stakeholder

a. outsider; menempatkan diri pada pihak lawan (contoh; menganggap peraturan sebagai lawan)

b. ekstrimis; pihak yang menetang sesuatu secara radikal

3. Keterlibatan Diri

a. self exclusion; mengelak tanggung jawab personal (contoh; "Bukan hanya saya yang merokok di ruang ini.")

b. Reluctant participation; pihak tertentu menolak berpartisipasi dalam penanggulangan masalah polusi udara namun tetap menggunakan alasan kemanusiaan dalam usahanya (contoh; industri rokok menjadi sponsor even olahraga) (Opotow & Weiss, 2000)

Riset dalam Psikologi Sosial Seputar Perilaku Merokok

Banyak riset perilaku merokok dilakukan dalam psikologi sosial, Surgeon General Report 1964 menyatakan bahwa faktor psikologi merupakan faktor krusial untuk memahami rokok.

Tahapan seseorang menjadi perokok tetap (Laventhal & Cleary;1980, Flay;1993);

1. Persiapan; sebelum seseorang mencoba rokok, melibatkan perkembangan perilaku dan intensi tentang merokok dan bayangan tentang seperti apa rokok itu.

2. Inisiasi (initiation); reaksi tubuh saat seseorang mencoba rokok pertama kali berupa batuk, berkeringat. (Sayangnya hal ini sebagian besar diabaikan dan semakin mendorong perilaku adaptasi terhadap rokok)

3. Menjadi perokok; melibatkan suatu proses "concept formation" , seseorang belajar kapan dan bagaimana merokok dan memasukkan aturan-aturan perokok ke dalam konsep dirinya.

4. Perokok tetap; terjadi saat faktor psikologi dan mekanisme biologis bergabung yang semakin mendorong perilaku merokok.

Faktor Psikologis;

1. Kebiasaan (terlepas dari motif positif atau negatif)

2. Untuk menghasilkan reaksi emosi positif (kenikmatan, dsb)

3. Untuk mengurangi reaksi emosi negatif (cemas, tegang, dsb)

4. Alasan sosial (penerimaan kelompok)

5. Ketergantungan (memenuhi keinginan/ kebutuhan dari dalam diri) (Oskamp & Schultz, 1998)

Proses Biologis

Nikotin diterima reseptor asetilkotin-nikotinik yang kemudian membagi ke jalur imbalan dan jalur adrenergenik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin. Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang. (Mutadin, 2002)

Lemahnya kesadaran dan pengetahuan perokok

Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, ditambah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia membuka peluang pihak tertentu untuk mencuri kesempatan dengan memanfaatkan slogan-slogan semu dan menjadi sponsor even publik termasuk even olahraga. Baik industri rokok maupun perokok menggunakan apa yang disebut sebagai simptom moral exclusion, yaitu rasionalisasi, jastifikasi atau dengan bahasa awam mengatasnamakan kemanusiaan untuk menghalalkan perilaku mereka. Dengan begitu, mereka juga menyamarkan "kesalahan" dan "penyebaran racun" yang dilakukan.

Industri rokok mempunyai kekuatan finansial sangat besar untuk membuat propaganda, iklan dibuat sedemikian rupa sehingga tanpa menampilkan orang merokok, kini masyarakat sudah dapat menebak iklan rokok melalui image berupa gambar pemandangan alam, petualangan ber-safari di alam terbuka, sampai dengan suasana club disko.

Ironisnya, iklan rokok berisi pemandangan yang menyajikan keindahan alam, kebugaran, kesuksesan, sementara rokok itu sendiri menyebabkan polusi yang merusak keindahan, merusak kesehatan. Industri rokok menjadi sponsor utama berbagai tayangan olahraga di televisi, menawarkan beasiswa bagi pelajar berprestasi, sungguh suatu ironi yang tidak disadari atau tidak diacuhkan masyarakat Indonesia. Tindakan-tindakan tersebut merupakan bentuk penyangkalan merupakan simptom moral exclusion.

Sementara industri rokok bersembunyi dibalik berbagai slogan "mulia" nya, perokok pun tidak ketinggalan menggunakan strategi penyangkalan serupa. Ruang publik menjadi senjata bagi perokok untuk berkelit, "Tempat umum kok, saya punya hak," dan ungkapan serupa tanpa menyadari bahwa orang lain (bukan perokok) juga mempunyai hak yang sama akan udara, terutama udara bersih.

Tempat Merokok = Mencerminkan Pola Perilaku Perokok

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, kita dapat mengenali siapakah perokok tersebut dari pola perilakunya dalam merokok.

1. Merokok di ruang publik

- Kelompok homogen (sesama perokok); Umumya masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.

- Kelompok heterogen (merokok ditengah orang lain yang tidak merokok); Tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata krama. Bertindak kurang terpuji, tercela dan kurang sopan, dan secara tersamar mereka tega menyebar "racun" pada orang lain yang tidak bersalah.

2. Merokok di tempat bersifat pribadi

- kantor atau kamar tidur pribadi; tergolong individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gellisah yang mencekam

- toilet; tergolong orang suka berfantasi. (Mu'tadin,2002)

Perilaku industri rokok dan perokok yang merugikan orang lain seharusnya dapat diminimalisasi seperti di beberapa negara seperti Singapura, Meksiko dan Unieropa, namun agaknya pemerintah masih "setengah hati" dalam menyelamatkan nyawa orang banyak.

Salah satu alasan utama pemerintah tidak melarang keras rokok adalah karena pertimbangan besarnya kontribusi dari pajak industri tersebut. Amerika Serikat (1990) mengumpulkan lebih dari 4 $ milyar dari pajak rokok dari 16 sen pajak dalam tiap pak (20 batang), Perancis (1992) mengumpulkan 2.3$ milyar dari pajak rokok (Oskamp & Schultz,1998)

Indonesia sendiri telah mempunyai peraturan tentang rokok, kini tergantung pada pemerintah untuk disiplin dan konsisten menjalankannya, disamping usaha masyarakat untuk lebih menggaungkan kampanye anti rokok serta sikap asertif (tegas) masyarakat terhadap perokok terutama di ruang publik. Perlu upaya ekstra keras dan strategi yang tepat untuk mengubah persepsi masyarakat bahwa merokok itu memang hak asasi bagi perokok, namun udara bersih yang tak dicemari asap rokok juga adalah hak asasi manusia (HAM) (Kompas, 2001)

------------------------------------------ Sumber:

Opotow, Susan & Weiss, Leah. 2000.Journal of Social Issues, "Denial and The Process of Moral Exclusion in Environment Conflict"; Malden; Blackwell Publishers; 2000; 475-488

Oskamp, Stuart & Schultz, P.W.1998. Applied Social Psychology, "Health and Health Care-Smooking"; New Jersey; Prentice Hall; 1998; 205-227

Kompas. 2001. Udara Bebas Asap Rokok adalah HAM; Jakarta; Kompas-cetak; 1 Juni 2001; h.25

Kompas. 2002. "Katakan Tidak Pada Rokok", "Meksiko Larang Iklan Rokok"; Kompas-cetak; 2 Juni 2002; h. 21

Mu’tadin, Zainudin. 2002. http://www.e-psikologi.com/lain-lain/penulis.htm.2002

Menghangatkan Percakapan

ALASAN & PENGERTIAN

Kita semua pernah melakukan percakapan. Yang perlu kita cek ulang adalah nilai tambah yang dihasilkan dari percakapan itu atau meningkatkan bobotnya. Percakapan adalah dialog informal yang melibatkan dua orang atau lebih. Percakapan ini bermacam-macam. Ada percakapan yang tidak didasari oleh tujuan tertentu. Ini misalnya saja kita kebetulan bertemu orang di tempat-tempat umum lalu terjadi percakapan yang saling meng-asyik-kan.

Ada juga percakapan yang memang sejak awal sudah dilandasi oleh tujuan-tujuan tertentu. Ini misalnya saja kita bertamu ke seseorang di kantornya untuk menjajaki kemungkinan melakukan kerjasama, kemungkinan adanya lowongan, kemungkinan adanya sesuatu yang bisa kita garap, dan lain-lain. Percakapan seperti ini biasanya sudah terarah dan biasanya ada etika-etika tertentu yang perlu diperhatikan. Kalau kita mengunjungi orang tanpa memperhatikan waktu dan tempat, ini bisa melanggar etika. Kita bakal dijadikan tamu yang tidak diundang.

Tentu ada banyak alasan kenapa kita perlu sekali-kali menganggap percakapan itu sebagai hal yang penting. Selain karena alasan sosial (makhluk sosial), kita pun sudah kerap menjumpai bukti-bukti dimana ada orang yang mendapatkan keinginannya dari percakapan. Ada orang yang mendapatkan jodah, mendapatkan tender, atau mendapatkan peluang dari percakapan yang ringan-ringan. Ini contoh-contoh yang mudah kita temukan.

Selain karena alasan seperti itu, ada lagi alasan yang ingin saya kemukakan di sini. Ini antara lain misalnya saja:

Pertama, mendapatkan inspirasi dan kesadaran baru (altered state of consciousness). Seperti yang sudah sering kita alami bahwa dorongan untuk melakukan perubahan / perbaikan-diri itu terkadang tinggi dan terkadang rendah, terkadang naik dan terkadang turun. Supaya kita mendapatkan energi baru dan kesadaran baru, terkadang butuh insight baru, butuh contoh baru, butuh bukti baru, butuk pengalaman baru.

Nah, bercakap-cakap dengan orang lain sangat mungkin kita gunakan untuk itu. Kalau dilihat dari cara kerja otak, bercakap-cakap dapat menstimulir otak. Menurut studi, semakin banyak stimulus baru yang kita temukan, semakin banyak pula koneksi yang terbentuk di otak kita. Semakin banyak koneksi yang terbentuk, semakin aktif otak kita ketika diajak berpikir. Otak yang sedikit koneksinya (karena jarang distimulasi), bisa membuatnya mudah tidur. Ini membuat orang malas-malasan, tidak bergairah, kurang motivasi, dan lain-lain.

Kedua, menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu (new way of doing thing). Kita tahu bahwa cara itu menentukan hasil. Kata Covey, jangan mengharapkan hasil yang berbeda kalau anda menggunakan cara yang sama untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, cara juga menentukan kemampuan. Tidak selamanya orang yang tidak sanggup melakukan sesuatu itu karena tidak mampu atau tidak punya kemampuan. Seringkali yang terjadi adalah karena belum menemukan / mengetahui cara. Begitu caranya sudah ditemukan, kemampuannya lantas muncul.

Nah, bercakap-cakap dengan orang sangat mungkin kita gunakan untuk mengeksplorasi berbagai cara. Ini misalnya: cara mempelajari sesuatu yang baru, cara mengatasi masalah yang baru, cara melakukan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang lebih (additional value), dan lain-lain. Bisa dikatakan di sini bahwa bercakap-cakap dapat merangsang kreativitas.

Ketiga, meningkatkan kemampuan dalam menghadapi orang atau dalam berinteraksi dengan orang. Ini termasuk antara lain misalnya: bagaimana kita bisa pede menghadapi orang, bagaimana kita punya standing yang bagus ketika berhadapan dengan orang, apa yang perlu kita hindari saat menghadapi orang, apa yang kurang dari kita saat berbicara dengan orang, dan lain-lain.

Itu semua adalah hal-hal yang hanya bisa kita peroleh dari praktek langsung. Kita tahu bahwa kemampuan interpersonal itu tidak semuanya terkait dengan pengetahuan (knowledge). Bahkan lebih sering terkait dengan seni (the art), olah-perasaan. Karena itu, kita tidak mungkin bisa lihai dalam menghadapi orang dengan hanya membaca buku tentang bagaimana mempengaruhi orang sebanyak seratus kali. Kita akan lihai ketika kita sudah sering praktek. Praktek akan menyempurnakan sesuatu yang kurang.


KAIDAH UMUM DALAM PERCAKAPAN

Secara umum, terlepas apakah percakapan itu dilandasi tujuan atau tidak, ada beberapa petunjuk yang bisa kita gunakan untuk menghangatkan percakapan. Ini antara lain adalah:

Pertama, beri tanggapan langsung. Jika kita ditanya seputar diri kita atau ditanya tentang apa saja oleh mitra-bicara kita, beri jawaban secepat mungkin. Kalau kita kurang jelas, mintalah penjelasan. Kalau kita tidak tahu, katakan secepatnya kita tidak tahu. Memberi jawaban langsung menunjukkan kita memang benar-benar terlibat dalam percakapan; kita menaruh perhatian pada isi percakapan. Bagi mitra kita, jawaban yang langsung ini punya arti tersendiri. Mitra kita akan merasa diperlakukan sebagai mitra-bicara yang berarti.

Kedua, harus relevan. Usahakan jawaban yang kita berikan atau pernyataan yang kita lontarkan itu relevan dengan isi percakapan. Jauhi ucapan atau jawaban yang ngalor-ngidul atau tidak jelas arahnya dan bertele-tele. Ini selain membuat mitra kita bosan, pun juga akan menciptakan kesan yang tidak baik atau kurang intelek. Agar jawaban kita relevan, tentu kita perlu connect dengan mitra bicara.

Ketiga, selingi bumbu-bumbu humor. Humor sangat penting. Tapi, usahakan jangan humor yang tidak berbobot atau humor yang ke-kanak-kanakan. Humor yang tepat akan menghangatkan suasana percakapan. Untuk mendapatkan humor yang ringan tetapi menghangatkan, perbanyak membaca informasi, membaca koran, mendengarkan informasi, mendengarkan isu-isu umum, dan lain-lain. Jika kita melakukan percakapan pada bulan Juli dan kebetulan isu yang sangat nasional pada bulan itu adalah jatuhnya pesawat, ya usahakan kita tahu isu-isu pokok yang berkembang seputar berita itu.

Keempat, gunakan bahasa atau kalimat yang kira-kira artinya tidak menimbulkan salah tafsir, tafsiran ganda, atau tafsiran yang kurang enak dirasakan. Apalagi jika sampai menyingung soal RAS. Dan juga, perhatikan penggunaan kata menurut konteks-nya. Ini untuk kepentingan menghangatkan suasana. Sebagai contoh misalnya kata Anda. Kata Anda memang artinya adalah orang kedua langsung, mirip seperti kamu, bapak, ibu, mbak, mas, atau saudara, sampeyan, dan lain-lain.

Meski artinya sama atau mirip sama, tapi rasanya terkadang berbeda untuk situasi yang berbeda dan untuk konteks yang berbeda. Kata Anda bisa mengandung rasa pertemanan atau keakraban, namun bisa pula mengandung rasa seperti adanya jarak yang jauh, formal, atau ketidaksepadanan.

Kelima, memberi dan menerima kesempatan untuk bicara. Jangan menguasai kesempatan berbicara tetapi jangan juga terlalu pasif, terlalu diam, terlalu serius mendengarkan, dan semisalnya. Untuk bisa memberi dan menerima ini, lakukan dua hal, yaitu: a) mengajukan pertanyaan dan b) mendengarkan jawaban. Jika kita yang ditanya terus, ini kurang menghangatkan suasana. Begitu juga kalau kita terus yang menjadi pendengar. Inipun kurang bisa menghangatkan.

Keenam, harus efisien. Katakan apa saja yang memang perlu untuk dikatakan. Jangan mengatakan seluruh yang kita tahu tetapi juga jangan menyembunyikan seluruhnya. Katakan apa yang perlu dan sembunyikan apa yang perlu. Lain soal kalau memang kita sedang bercakap-cakap dengan orang yang sudah dekat.

Ketujuh, tunjukkan ketulusan. Bedakan antara bercakap-cakap dengan mengintrograsi orang, bedakan dengan penyidikan atau penyelidikan. Masing-masing punya tempat yang tepat. Kehangatan suasana percakapan bisa mendadak berubah menjadi semacam intimidasi apabila kita dipahami sebagai orang yang ingin menggunakan trik, jebakan, atau manufer. Lain soal kalau kita ini polisi yang sedang mengintai.

Selain perlu memperhatikan hal-hal yang sebaiknya kita lakukan, kita pun perlu memperhatikan hal-hal yang sebaiknya kita hindari. Salah satunya dalah menghindari model pertanyaan dan pernyataan yang dapat menggangu kehangatan. Kalau mengacu pada pendapat Harry A. Mills (Negotiate: The Art of Winning, 1993), model pertanyaan dan pernyataan yang berpotensi menganggu itu antara lain:

 Menuduh atau menyalahkan.
 Menegur seperti layaknya seorang atasan menegur bawahan.
 Menjebak / memasukkan perangkap
 Memaksa.
 Meremehkan / Menyinggung

Barometer yang paling mudah kita pedomani adalah perasaan sendiri dan ekspresi orang lain, entah itu yang tersurat atau yang tersirat. Kalau kita merasa agak risih dipaksa-paksa orang lain atau dirayu dengan cara-cara yang menurut kita kurang OK, maka kira-kira orang lain pun akan seperti itu. Ini permisalan yang bisa kita kembangkan dalam praktek. Rasa enak dan tidak enak memang kurang ada bukunya tetapi kita bisa mempelajarinya dari praktek.


Tri Sila Dalam Membangun Hubungan

Jika masing-masing pihak punya kesimpulan yang sangat OK, biasanya akan berlanjut ke tingkat hubungan yang lebih dekat lagi. Menurut teori Verderber (1983), tingkatan relasi itu bisa bermacam-macam. Ini antara lain:

 Acquaintance relationship (kenalan biasa),
 Role relationship (hubungan berdasarkan peranan, misalnya: mitra bisnis, atasan-bawahan, dst),
 Friendship relationship (pertemanan),
 Deep friendship or intimate relationship (hubungan emosional).

Pertanyaannya adalah, bagaimana supaya percakapan itu tidak sekedar menghasilkan hubungan yang sifatnya acquaintance? Bagaimana supaya hubungan itu menjadi lebih dekat lagi? Bagaimana supaya hubungan itu tidak rusak? Ada beberapa pendekatan yang bisa kita lirik. Salah satunya adalah langkah-langkah berikut ini:

Pertama, be reliable (dapat dipercaya). Seperti yang sudah sering saya bahas, sumber kepercayaan itu antara lain:

 Kemampuan atau keahlian
 Kesalehan moral (kejujuran, tanggungjawab, dll)
 Bukti / fakta (prestasi atau lainnya)

Contoh yang sepele misalnya saja kita mengaku begini dan begitu saat percakapan berlangsung. Tapi setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata itu semua tidak benar / bohong. Mau tidak mau hubungan itu akan terganggu. Kata Craig Weatherup, Chairman & Ceo Pepsi, "Anda tidak bisa membangun kepercayaan dengan hanya omongan. Apa membangun kepercayaan dengan apa yang sudah anda lakukan."

Kedua, be rational (gunakan akal sehat). Yang kerap menjebak suatu hubungan adalah:

 Terlalu rasional
 Terlalu pakai perasaan
 Terlalu yakin

Terlalu rasional maksudnya adalah terlalu "itung-itungan" atau "terlalu teknis". Menghadapi manusia itu berbeda dengan menghadapi tehnologi. Manusia punya perasaan, sedangkan teknologi tidak punya. Teori "itung-itungan" meskipun terkadang punya alasan yang benar, namun lebih sering dirasakan tidak enak atau kurang mendukung keakraban

Sedangkan terlalu pakai perasaan maksudnya adalah terlalu mudah tersinggung, terlalu mudah merasa tidak enak tanpa alasan, terlalu submissive, terlalu "jaim" (jaga imej), tidak bisa mengatakan "tidak" secara asertif, dan lain-lain. Biasanya, kebaikan yang lahir dari kelemahan itu malah mengganggu hubungan. Karena itu ada pesan: "Jadilah orang yang baik tetapi jangan menjadi orang lemah; jadilah orang yang jujur namun jangan menjadi orang bodoh."

Terlalu yakin maksudnya adalah percaya sama orang tanpa bukti, tanpa proses atau tanpa alasan. Atau juga, memberi kepercayaan kepada orang lain tanpa kendali, mirip seperti memberi cek kosong. Biasanya, ini bisa membuat orang yang kita beri kepercayaan tidak sanggup menjaga kepercayaan itu. Misalnya saja: menyalahgunakan, menyimpang atau menghianati. Pendeknya, percayalah sama manusia, tetapi gunakan akal sehat.

Ketiga, be receptive (menunjukkan sikap welcome sama orang). Ini antara lain: mudah diajak ngobrol, mudah diajak membahas ide-ide baru, mudah diajak gotong royong, mudah diakses, enak ditemui, mudah membantu, dan lain-lain. Tentu ini perlu kita buat berdasarkan keadaan dan kebutuhan. Yang perlu kita jauhi adalah menunjukkan sikap atau muka yang kurang bersahabat. Atau juga sulit membantu orang lain (berhati keras). Ini bisa menganggu hubungan. Secara naluri, semua orang akan cenderung menyukai orang yang "enak". Tentu saja, enak dalam arti positif dan mempositifkan. Semoga bermanfaa

FB dan gejala autisme

Dimanakah Bahayanya FB?
Di awal tahun 2010 ini, kita dikejutkan oleh pemberitaan miring seputar penyimpangan sejumlah remaja yang gara-garanya Facebook (FB). Seorang remaja putri di Jawa Timur, nekat lari ke Jakarta, meninggalkan orangtuanya, setelah berkenalan dengan teman baru dari Tangerang melalui FB. Kata polisi, mereka telah melakukan perbuatan yang jauh belum saatnya.

Kasus yang sama menimpa remaja A di Jawa Tengah. Setelah sering menggunakan seluler untuk FB-an, remaja itu menghilang entah kemana. Ada semakin banyak orangtua yang menggelisahakan aktivitas putra-putrinya sehabis sekolah. Mereka tidak pulang. Mereka mampir di warnet untuk FB-an.

Bahkan, di jam-jam yang mestinya mereka masuk kelas pun, mereka kedapatan nongkrong di warnet, seperti yang terjadi di Depok. Setelah dilihat apa yang mereka lakukan, ternyata isinya balik lagi ke YM dan FB. Di Lampung, 4 pelajar remaja diberhentikan dari sekolahnya karena dinilai telah menghina guru mereka melalui FB.

Berdasarkan kasus-kasus itu, muncul pro-kontra dalam masyarakat. Ada yang berpendapat, FB harus diharamkan karena madhorot-nya. Tapi, kenyataan di lapangan sepertinya kurang bisa menerima secara plong pendapat ini. Alasannya, menurut pendapat yang tidak setuju, “ Kan bukan FB-nya yang salah. Yang salah kan otak manusianya?”, begitu kira-kira.

Alasan lainnya, FB tidak otomatik memberikan madhorot. Bahkan sempat terbukti memberikan maslahat, minimalnya untuk kelompok atau orang tertentu. Katakanlah di sini dukungan untuk Pak Bibit-Chanda, dukungan untuk pulau Komodo, dan lain-lain. Malah sekarang ini, FB telah dijadikan tren menggalang dukungan.

Terlepas pro-kontra itu, tetapi faktanya FB itu sudah ada di depan mata dan nyata. Sebagai produk tehnologi, dia hanya enabler (perangkat yang membuat kita mampu), bukan creator (perangkat yang berinisiatif sendiri). Karena enabler, dia bisa berbahaya dan juga bisa bermafaat, tergantung di tangan siapa. Man behind the gun.

Autisme Sosial Remaja
Sebut saja di sini keluarga Pak Djodi yang secara ekonomi masuk di kelas menengah. Karena ayah dan ibu bekerja di luar rumah, keluarga ini punya agenda memanfaatkan waktu liburnya untuk kumpul keluarga: ayah, ibu, dan kedua anaknya yang remaja.

Tapi apa yang terjadi selama di kendaraan dan di restoran? Kedua anaknya sibuk memainkan hape untuk sms-an atau FB-an dengan temannya yang entah di mana. Walhasil, hanya kelihatannya saja itu acara keluarga. Batin anaknya tidak involve 100% di proses acara keluarga itu. Malah terkesan buru-buru ingin meninggalkan acara karena ada urusan di luar lewat hape.

Ilustrasi di atas rasa-ranya sudah bukan fiktif lagi saat ini. Itu sudah menjadi fakta. Anak-anak remaja saat ini menghadapi banyaknya pilihan dan godaan yang ditawarkan layar kaca dan dunia maya, dari mulai hape, internet, game, dan lain-lain. Mungkin, orangtuanya dulu menghadapi tantangan berupa sedikitnya pilihan dan banyaknya keterbatasan.

Pertanyaannya, tantangan manakah yang sebetulnya lebih berat? Tantangan yang kita hadapi dulu atau tantangan yang dihadapi anak-anak kita sekarang ini? Namanya tantangan, pasti sama-sama berat. Karena itu, terkadang tidak seluruhnya tepat kalau kita mengatakan kepada anak, misalnya begini: “Kan hidupmu sudah enak, tidak seperti ayah-ibu dulu?”

Layar kaca dan dunia maya adalah tantangan generasi sekarang. Jika sikap mentalnya tidak tepat, misalnya berlebihan atau disalahgunakan, akan memberikan bahaya yang ekstrimnya seperti pada kasus-kasus di atas. Bahaya lain yang kelihatannya tidak ekstrim, tetapi tidak bisa dianggap remeh adalah melumpuhnya ketrampilan sosial (autisme sosial).

Padahal itu sangat dibutuhkan bagi kehidupannya di alam nyata, di sekolah, di tempat kerja, di keluarga, di masyarakat, dan seterusnya. Beberapa gejala kelumpuhan sosial yang perlu kita amati itu antara lain:

§ Rendahnya kemampuan bertatakrama, tatasusila dan etika dalam berkomunikasi.
§ Rendahnya kemampuan membaca bahasa batin dalam berkomunikasi
§ Melemahnya kepekaan terhadap kenyataan sehingga tidak mampu menyelami “What is happening” dan “What to do”
§ Membudayanya berpikir yang serba tehnik dalam menghadapi hidup karena terbiasa menghadapi tehnologi sehingga kurang bisa “soft” atau bijak
§ Rendahnya kemampuan menyelesaikan konflik dalam interaksi
Itu semua akan terjadi apabila penggunaan layar kaca dan dunia maya berlebihan atau tidak berkonsep, misalnya hanya untuk hahak-huhuk atau hanya karena desakan tren dan distraksi (gangguan pengembangan-diri) yang jauh dari sesuatu yang important (penting) atau priority (sangat penting).

Lain soal kalau digunakan untuk menjalankan konsep, seperti mahasiswa di Malang yang berhasil menciptakan game kelas internasional karena sering di warnet dekat rumahnya. Atau juga untuk mengkaji dan menambah pengetahuan, seperti yang dilakukan anak MAN di Bandung yang ilmunya lebih bagus dari gurunya gara-gara internet.

Pentingnya Interaksi Langsung
Sejak zaman dulu, peradaban manusia telah menawarkan berbagai cara untuk berkomunikasi, tidak selalu langsung berhadapan dan bergesekan. Misalnya saja surat-menyurat yang sudah dikenal sejak dula kala. Kemudian muncul tehnologi dengan menggunakan telepon. Dan kini muncul yang lebih canggih, chating atau FB.

Ada fakta menarik yang kerap luput dari kesadaran kita bahwa meski kemajuan zaman itu menawarkan sekian cara berkomunikasi, tetapi untuk kepentingan learning (mendewasakan manusia), belum ada yang bisa menggantikan atau mengungguli peranan komunikasi langsung (interaksi).

Malah kalau menurut laporan riset mengenai social learning (belajar dengan melihat orang lain), ternyata pengaruh interaksi melebihi pengajaran di kelas, seminar, atau belajar dari internet, terutama untuk pembelajaran perilaku. Adapun untuk menambah pengetahuan (pembelajaran intelektual) memang sekolah tidak ada duanya.

Kalau logika ini kita kaitkan dengan masalah yang mengancam kemampuan sosial remaja di atas, maka beberapa poin penting yang perlu kita sadari adalah:

§ Semakin berlebihan dia berinteraksi dengan kaca dan maya, akan semakin berkurang kesempatannya untuk belajar bertatakrama, tatasusila dan beretika. Dunia maya hanya mengajarkan apa yang ditulis. Soal tatakrama, tentu sangat minim. Seorang mahasiswa yang kebetulan asyik sms-an lalu menabrak dosennya, mungkin hanya akan bilang sori, dengan muka yang biasa-biasa. Padahal, secara tatakramanya mestinya tidak begitu.
§ Semakin berlebihan dia berinteraksi dengan kaca dan maya, akan semakin sedikit kesempatannya membaca suara batin orang lain. Kemampuan membaca suara yang tidak terdengar dalam komunikasi hanya bisa digali dari interaksi langsung. Menurut Peter Drucker dan juga praktek hidup yang kita alami, kemampuan membaca menjadi kunci dan tertinggi kualitasnya.
§ Semakin berlebihan dia berinteraksi dengan kaca dan maya, akan semakin kecil kesempatannya untuk merasakan dan menangkap apa yang terjadi nyata di sekelilingnya, seperti pada kasus ilustrasi keluarga Pak Djodi di atas. Atau juga bisa menjadikan FB sebagai pelampiasan mengatasi rasa malu dengan cara melarikan diri dari realitas, bukan work on reality.
§ Semakin berlebihan dia berinteraksi dengan kaca dan maya, akan semakin kecil kesempatannya untuk menggunakan pikirannya bagaimana berkreasi secara kreatif menghadapi konflik dalam praktek hubungan. Di dunia maya, begitu kita tidak cocok dengan seseorang, tulis aja atau delete aja. Tapi, dalam praktek hidup, itu tidak bisa.

Kalau dilihat dari konsep pendidikannya, dunia maya dan layar kaca pun dibutuhkan dalam mendewasakan manusia. Tetapi, jangan sampai itu menggantikan interaksi langsung, kecuali untuk ruang dan jarak yang tak bisa ditembus. Kenapa?

Dunia maya dan layar kaca hanya sampai pada memberi sumbangan dalam bentuk data, informasi, dan pengetahuan. Untuk praktek hidup, ini perlu ditambah lagi dengan wisdom. Darimana ini digali? Wisdom digali dari praktek, dari interaksi, dari konflik, dari gesekan, dan dari pemaknaan.

“DATA – INFORMATION – KNOWLEDGE – WISDOM”

Manajemen Layak Kaca & Maya Di Sekolah Dan Rumah
Akhirnya, mau tidak mau, kita harus berurusan dengan manajemen (pengaturan dan pengelolaan) untuk anak-anak kita yang sedang gandrung-gandrungnya FB dan Hape. Cara yang paling simpel, namun biasanya kurang ngefek itu adalah yang ekstrim, misalnya melarang atau membiarkan.

Ini karena pada setiap perkembangan manusia itu memunculkan watak ganda. Pada remaja, satu sisi dia harus tahu perkembangan zaman dan terlibat di dalamnya agar dia bisa bersikap. Kalau kita memaksa dia harus seperti kita, mungkin dia akan manjadi manusia terkuno di zamannya nanti.

Tetapi di sisi lain, konsistensi dia dalam memegangi ajaran moral dan mental itu masih labil, belum terkonstruksi secara kuat, layaknya orang dewasa. Karena itu, memberi cek kosong kepercayaan pada remaja, seringkali membuahkan penyesalan di kemudian hari.

Nah, manajemen di sini berguna untuk bagaimana kita tetap memberi kesempatan kepada mereka terlibat dalam perkembangan zaman, namun tidak sampai termakan oleh asumsi bahwa anak kita pasti sudah bisa menjaga dirinya sehingga kita terlalu membiarkan.

Agar manajemen ini bekerja, tentu dibutuhkan aksi, entah itu sosialisasi pemahaman, regulasi penggunaan, atau antisipasi penyalahgunaan. Untuk tehniknya, pasti kita punya cara sendiri yang lebih membumi. Hanya, secara umum, tehnik yang bisa kita acu itu antara lain:

§ Memberi bekal pengetahuan dan penyadaran mengenai hebatnya tehnologi dan potensi bahaya yang bisa ditimbulkannya. Anak kita sudah tahu itu, tetapi ucapan kita tetap diperlukan
§ Mengorek sikap anak terhadap kasus-kasus remaja terutama yang ditudingkan ke FB untuk memperkuat konstruksi sikapnya dalam menghadapi hidup
§ Beradu kompetisi untuk menemukan data, informasi, dan pengetahuan melalui internet dengan anak atau minimalnya belajar dari anak atau belajar bersama dia.
§ Perlu memonitor apa yang dilakukan anak selama berinteraksi dengan hape atau FB untuk memberikan ide-ide evaluasi konstruktif (membangun).

§ Perlu untuk tidak memberikan privacy yang berlebihan pada anak, misalnya kamarnya dikunci, di lantai II, bebas main internet tanpa pantauan, sms-an sampai tengah malam, pulang sekolah seenaknya, dan seterusnya.
§ Tetap memberi ruang untuk berinteraksi dengan kita secara nyata, face-to-face, dan real life agar terjadi gesekan, social learning, dan dinamika.

Yang Baik Pun Kalau Berlebihan Menjadi Kurang
Sampai pun kita tahu bahwa anak kita menggunakan internet itu untuk kebaikan, namun kalau berlebihan, misalnya berjam-jam di depan komputer, itu bisa menjadi kekurangan buat dia. Membaca buku itu sangat bagus, tetapi kalau berlebihan, terkadang menciptakan kekurangan, misalnya tidak bisa ngomong secara flow (mengalir), kurang tahan menghadapi kenyataan, atau keseimbangan fisiknya kurang.

Selama masih usia remaja, akan lebih bagus kalau dia merasakan berbagai pengalaman hidup, lebih-lebih pengalaman yang sedang ngetren di zamannya, namun tetap kita arahkan untuk memfokusi beberapa bidang yang nantinya berguna untuk dia, sambil bekerjasama untuk memantangkan mental dan moralnya

Telinga Kanan Lebih Mudah Menerima Ucapan Maaf

Pernahkah Anda kesulitan meminta maaf pada seseorang? Mungkin ada yang salah dengan cara Anda meminta maaf. Menurut peneliti, agar kata maaf lebih diterima oleh seseorang, ucapkanlah ke telinga kanannya.
Peneliti dari the University of Valencia, seperti dilansir Telegraph, Kamis (4/2/2010) mengatakan bahwa ketika sedang marah, telinga kanan akan lebih responsif terhadap suara atau bunyi-bunyian daripada telinga kiri.
Dengan mengatakan maaf ke telinga kanan maka kemungkinan pesan tersebut masuk ke otak akan lebih besar dan membuat kata maaf lebih mudah diterima. Peneliti menyimpulkan hal tersebut setelah melakukan tes pendengaran terhadap 30 partisipan pria yang sedang marah.
Untuk memancing emosi dan kemarahan partisipan, peneliti memberikan bacaan yang menimbulkan emosi dan permusuhan. Peneliti kemudian memonitor detak jantung, tekanan darah dan level hormon testosteron partisipan. Sebuah bunyi atau suara kemudian diperdengarkan pada telinga kanan dan kiri partisipan.
Berdasarkan hasil studi tersebut, ketika sedang marah ternyata partisipan lebih bisa menerima pesan atau bunyi-bunyian dari telinga kanan daripada telinga kiri. Hasil inilah yang kemudian membuat peneliti menyarankan pentingnya meminta maaf lewat telinga kanan.
Bunyi kata maaf yang dimasukkan ke telinga kanan akan memungkinkan pesan ‘maaf’ itu dicerna dan diproses lebih baik dalam otak, terutama otak kiri.
Seperti diketahui, otak kiri berfungsi mengontrol semua aktivitas dan merespons stimulasi anggota tubuh bagian kanan sementara otak kanan justru sebaliknya. Otak kiri juga berfungsi melakukan proses yang berhubungan dengan logika atau pemikiran sehingga bisa menerima pesan dengan lebih rasional.
Penemuan yang dipublikasikan dalam Journal Hormones and Behaviour ini menghasilkan teori baru, yaitu dengan mengarahkan pembicaraan ke telinga kanan, komunikasi akan berjalan lebih baik karena suara yang datang dari telinga kanan akan lebih didengar oleh otak daripada pesan dari telinga kiri.

Ciuman Dosa dan Berpahala

Oleh: Ghefira Naziha Zahara
Makin banyak saja hasil penelitian perilaku berbasis pada ilmu multidisiplin menjelaskan fenomana yang unik. Salah satunya adalah masalah ciuman. Namun sebagaimana sifat dan karakter ilmuwan barat yang sok “Netral Moral”, maka mereka tidak pernah menjadikan disiplin agama sebagai bagian penting dari sudut pandang.
Mereka secara tidak sadar…atau bahkan sadar menyebarkan kerusakan berdasar dalih ilmu pengetahuan, yang objektif dan ilmiah. Jelas mereka adalah penghamba saintism, yang menjadikan ilmu sebagai pedoman hidup bahkan alat untuk menentukan benar salah.
Coba perhatikan: Artikel di bawah yang menunjukkan adanya saran bahwa ciuman adalah bagaian terpenting dari pesta valentine. Padahal Valentine adalah kegiatan haram..terutama bagai ummat Islam, dan tentu saja budaya asing bagai budaya kita.
Kompas menulis: Di hari valentine ini, sebuah diskusi panel digelar para ilmuwan. Cukup menarik masalah yang dibicarakan, tak jauh dari persoalan kasih sayang, yakni misteri saat hati terpaut dan bibir tertanam di bibir (ciuman).
Kata para ahli itu, aksi ciuman akan diikuti dengan pelepasan zat-zat kimia yang bisa meredam hormon stres. “Senyawa kimia di ludah bisa jadi merupakan jalan untuk menilai pasangan,” kata Wendy Hill, profesor ahli Neuroscience dari Lafayette College saat acara bertajuk American Association for the Advancement of Science berlangsung.
Dalam sebuah eksperimen, Hill menjelaskan, para pasangan heteroseksual yang adalah siswa college itu mengalami perubahan kadar senyawa kimia oksitosin dan kortisolnya saat mereka melakukan adegan ciuman selama 15 menit sambil mendengarkan musik.
Oksitosin, dikatakan Hill, mempengaruhi keeratan hubungan pasangan, sementara kortisol terkait dengan stres. Senyawa kimia dalam darah dan kelenjar ludah diteliti lalu diperbandingkan saat sebelum dan sesudah ciuman berlangsung.
Baik pria maupun wanita mengalami penurunan kadar kortisol setelah ciuman, menandakan kadar stres juga menurun.
Bagi pria, saat ciuman, menaiknya level oksitosin menandai ketertarikan yang kuat atas pasangannya, sementara pada wanita oksitosinnya justru menurun. “Tentu ini mengejutkan,” ujar Hill.
Dalam sebuah uji coba kelompok yang menelaah efek berpegangan tangan, perubahan kimiawi juga terjadi dalam aksi ini, tetapi tak banyak yang bisa diungkapkan atau hasilnya tak jauh beda. Eksperimen ini, kata Hill, dilakukan di pusat kesehatan siswa di college tersebut. Dia berencana akan mengulanginya dengan rancangan “dalam suasana yang lebih romantis.”
Bersama dengan Helen Fisher dari Rutgers University dan Donald Lateiner dari Ohio University, Hill bicara di sesi berjudul “The Science of Kissing.”
Fisher sendiri mencatat, lebih dari 90 persen masyarakat dunia melakukan ciuman. Tindakan ini diyakininya memiliki tiga komponen antara lain dorongan seks, cinta romantis, dan keterikatan dengan seseorang.
Dorongan seks mendorong seseorang untuk menilai dan menentukan pasangan masing-masing, sementara cinta romantik menyebabkan mereka memfokuskan diri pada seorang individu; dan keterikatan pada seseorang, katanya, membuat seseorang membiarkan pribadi ini dalam jangka waktu lama membesarkan anak bersama-sama.
Pria, katanya, cenderung berpikir bahwa ciuman merupakan awal nge-seks atau kopulasi. Dia tegaskan, pria cenderung lebih suka sembarang cium. Meski begitu, senyawa kimia testosteron pria dapat segera bercampur di ludah wanita. Testosteron meningkatkan dorongan seksual bagi pria dan wanita.
“Saat Anda mencium, bagian tertentu di otak aktif,” tambahnya. Cinta romantik dapat berlangsung lama, “Jika Anda mencium orang yang tepat.”
Lateiner, sarjana ilmu klasik, mengobservasi bahwa ciuman kadang muncul dalam seni Yunani dan Romawi, meski secara luas dilakukan di samping kegiatan mencium kulit seseorang. Karena itu, berpotensi berbahaya bagi kehidupan seseorang kalau ciuman itu dilakukan pada orang yang salah dan saat yang kurang tepat.
Secara umum, ilmu pengetahuan tentang mencium-philematology-masih terus dijalankan. Demikian simpul Hill.
Sudah seyogyanya, sebagai orang muslim tidak perlu punya niat untuk bervalentine ria, sebab punya niat saja jelas keliru, apalagi melakukannya. Ciuman adalah aktivitas yang ada hukum syari’ahnya. Ia menjadi berpahala ketika dilakukan pada orang yang halal diciumnya dan bisa menjadi haram kalau hanya semata untuk sang pacar.
TIdak layak pula valentine untuk tujuan kampanye konyol, apalagi partai berbasis Islam seperti Partai Keadilan Sejahtera Depok….tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara. Untung saja Majelis Syuro PKS nya tidak ikut keblinger.

Nonton TV Sebabkan Serangan Jantung dan Kanker

para penikmat televisi dan orang-orang yang terlalu banyak duduk, beresiko tinggi terkena serangan jantung dan kanker

Jika setiap hari menonton televisi, maka resiko kematian akibat terkena serangan jantung meningkat 1/5 kali. Begitu pula dengan aktivitas sendiri, seperti mengemudi dan duduk di depan komputer, beresiko besar terkena penyakit serius, demikian kesimpulan para peneliti Australia.
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang menghabiskan waktu lebih dari empat jam menonton televisi, 80 persen cenderung meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan jantung, dibandingkan mereka yang menonton televisi kurang dari dua jam.
Dengan menelusuri gaya hidup 8.800 orang dewasa dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, peneliti juga menemukan bahwa mereka yang senang menonton tv lebih beresiko meninggal karena kanker.
Hasil penelitian tersebut dimuat dalam jurnal kesehatan Circulation: Journal of the American Heart Association edisi bulan ini.
Pemimpin penelitian Prof David Dunstan, dari Baker IDI Heart and Diabetes Institute di Victoria mengatakan, “Kebanyakan orang, sehari-hari mereka punya kebiasaan pindah dari satu kursi ke kursi lainnya–dari kursi mobil ke kursi kantor, lalu ke kursi di depan televisi.”
“Bahkan jika seseorang memiliki bobot tubuh yang sehat, duduk untuk jangka waktu yang lama memiliki dampak yang tidak sehat bagi kadar gula tubuh dan lemak dalam darah.”
Para peneliti memeriksa tingkat kadar kolesterol dan gula darah mereka–sebagai indikator kunci kesehatan–dan berapa jam mereka habiskan untuk menonton televisi.
Dalam enam tahun, sebanyak 87 orang meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler, dan 125 orang meninggal karena kanker.
Penelitian yang dilakukan itu mengesampingkan faktor resiko lainnya, seperti merokok dan tekanan darah tinggi.
Para peneliti menganjurkan agar orang-orang menghindari kebiasaan duduk dalam jangka waktu yang lama, untuk mengurangi resiko terbentuknya penyakit.

Mengapa Kita Tak Ingat Saat Dilahirkan?

Kompas.com - Otak manusia memiliki kapasitas memori ribuan kali lebih tinggi dari komputer paling canggih yang ada saat ini. Massa abu-abu (gray matter) merupakan alat penyimpanan yang sangat bisa diandalakan. Namun, mengapa kita tidak bisa mengingat masa balita atau saat pertama kita lahir ke dunia?
Jangankan saat dilahirkan, otak kita juga tak bisa mengingat masa-masa ketika kita masih bayi atau balita. Ternyata sekeras apa pun kita berusaha, ingatan kita hanya bisa kembali sampai saat kita berusia 4-5 tahun.
Mengapa demikian? Salah satu teori menyebutkan hal ini karena faktor mielin, lapisan pelindung saraf yang membantu penghantaran sinyal-sinyal otak. Nah, sebelum berusia 5 tahun, mielin dalam otak bayi masih sangat sedikit. “Mielin sangat penting untuk menjaga ingatan jangka panjang,” kata Jonathan Schooter, PhD, ahli psikologi dari University of British Columbia.
Teori lain menyebutkan, begitu kita mulai belajar berbicara, kita tidak bisa lagi mengakses ingatan yang tercipta pada masa kita belum lancar berbicara. “Dengan makin berkembangnya kemampuan berbahasa seorang anak, cara ia berpikir juga akan berubah sehingga diduga lebih sulit untuk mengingat ingatan masa sebelumnya,” katanya. (kompas.com)

Mengapa Kita Tak Ingat Saat Dilahirkan?

Kompas.com - Otak manusia memiliki kapasitas memori ribuan kali lebih tinggi dari komputer paling canggih yang ada saat ini. Massa abu-abu (gray matter) merupakan alat penyimpanan yang sangat bisa diandalakan. Namun, mengapa kita tidak bisa mengingat masa balita atau saat pertama kita lahir ke dunia?
Jangankan saat dilahirkan, otak kita juga tak bisa mengingat masa-masa ketika kita masih bayi atau balita. Ternyata sekeras apa pun kita berusaha, ingatan kita hanya bisa kembali sampai saat kita berusia 4-5 tahun.
Mengapa demikian? Salah satu teori menyebutkan hal ini karena faktor mielin, lapisan pelindung saraf yang membantu penghantaran sinyal-sinyal otak. Nah, sebelum berusia 5 tahun, mielin dalam otak bayi masih sangat sedikit. “Mielin sangat penting untuk menjaga ingatan jangka panjang,” kata Jonathan Schooter, PhD, ahli psikologi dari University of British Columbia.
Teori lain menyebutkan, begitu kita mulai belajar berbicara, kita tidak bisa lagi mengakses ingatan yang tercipta pada masa kita belum lancar berbicara. “Dengan makin berkembangnya kemampuan berbahasa seorang anak, cara ia berpikir juga akan berubah sehingga diduga lebih sulit untuk mengingat ingatan masa sebelumnya,” katanya. (kompas.com)

Meja Kerja = Cermin Kepribadiannya Meja kerja mencerminkan pribadinya

Kebanyakan pria tak begitu mempedulikan tampilan meja kerjanya. Mereka hanya melihat fungsi meja sebagai sarana untuk mengerjakan pekerjaan dan menaruh peralatan kerja tanpa memperhatikan letak peralatannya. Padahal, meski terkesan sepele, tatanan meja kerja bisa berarti banyak hal. Dari pernak-pernik atau keadaan barang-barang di atas meja, Anda bisa mengetahui karakter dan gaya kerja pemiliknya. Lewat buku Everything’s Organized, Lisa Kanarek mengungkapkan bahwa meja kerja adalah cerminan diri si pemiliknya. Inilah karakter-karakter tersebut, dan bagaimana mereka cenderung mengatur mejanya:
1. Si Kreatif
Lelaki ini sering membiarkan meja kerjanya berantakan. Di atas meja terdapat kertas-kertas, buku-buku, majalah, dokumen, alat tulis, dan banyak lainnya. Herannya, pemilik meja ini tidak merasa terganggu dengan kondisi ini. Namun meskipun kreatif, melihat dari kondisi mejanya yang berantakan, lelaki ini kurang bisa diandalkan. Ia kurang bisa bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya. Ia juga mudah panik dan sulit membagi pekerjaan berdasarkan skala prioritas. Namun, jika mood-nya sedang bagus, ia bisa menyelesaikan tugas dengan baik, cepat, dan memuaskan. Tak peduli betapa berantakan mejanya. Ia malah akan sulit bekerja dengan kondisi meja yang rapi.
2. Si Humoris
Meja kerja lelaki ini terkesan bersahabat dan semarak. Di atas meja terdapat foto-foto pribadi dan keluarga, serta beberapa pernak-pernik seperti boneka lucu, aksesori menarik dari seseorang yang mungkin memiliki arti khusus baginya. Alat tulis dan buku-buku disusun dalam wadah yang unik dengan warna-warna ceria. Karena terbuka dan humoris, si pemilik meja ini seringkali menjadi penghibur orang-orang sekantor. Meski terlihat santai, ia orang yang cukup kreatif. Ia cukup bisa diandalkan dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya. Ia juga bisa menjadi sahabat bagi teman-temannya di kantor.
3. Si Serius
Meja lelaki tipe ini selalu tampak rapi dan bersih. Buku-buku dan file dokumen tersusun rapi di atas meja. Apa saja yang terlihat di meja adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan saat itu. Meski termasuk orang yang serius dalam bekerja, pemilik meja ini bukan orang yang “kaku”. Ia cukup fleksibel menghadapi rekan-rekan di kantor. Ia juga bisa membedakan dengan baik kapan waktu untuk bercanda. Ia cukup dewasa dalam menghadapi setiap masalah.
4. Si Disiplin
Meja yang selalu terlihat hampir kosong adalah ciri tipe lelaki disiplin. Di atas meja, hanya terdapat komputer dan telepon. Semua peralatan kerja lainnya seperti kertas, alat tulis, majalah, dan buku-buku diletakkan dalam laci meja. Semuanya tersimpan rapi meski si pemilik meja sedang bekerja. Ia baru akan mengambil peralatan tersebut jika ingin menggunakannya. Selain disiplin, pemilik meja juga serius dalam bekerja. Jarang sekali ia beranjak dari kursi sebelum pekerjaan selesai. Ia juga tidak mudah terpengaruh pada lelucon apa pun yang dilontarkan ketika sedang bekerja. Karena pada dasarnya, sense of humor lelaki tipe ini sangat rendah, ia pun cenderung kaku dalam pergaulan.
5. Si Konservatif
Ciri meja lelaki ini adalah serba senada. Telepon, alat tulis, dan semua barang yang ada di mejanya bisa dipastikan berwarna senada atau terdiri dari satu tema. Daftar pekerjaan yang harus dikerjakannya hari ini selalu ditandai rapi. Biasanya dia senang menempelkan moto kerja persis di sebelah papan memo.
Meski konservatif dan sedikit galak, sebenarnya pemilik meja ini punya sifat periang dan easy going. Itu sebabnya ia juga bisa menjadi penghibur orang sekantor. Ia bisa diandalkan. Sayang, sikapnya kadang kurang profesional. (Kompas)

Olah Raga Bukan Untuk Badan, Tapi Otak

Olahraga untuk otak memang populer akhir-akhir ini, namun tahukah Anda bahwa olahraga yang kita lakukan tidak hanya baik untuk jantung dan berat badan tapi juga efektif untuk mengasah otak.
“Olahraga sebenarnya lebih berguna untuk otak, bukan tubuh, karena olahraga sangat memengaruhi mood, vitalitas, konsentrasi dan perasaan positif seseorang,” kata John J.Ratey, MD, penulis buku A User’s Guide to the Brain.

Stephen C.Putnam, MEd, penulis buku Nature’s Ritalin for the Marathon Mind, juga menyatakan manfaat olahraga untuk anak-anak dengan cedera otak, seperti anak hiperaktif. Dengan kegiatan olahraga, kelainan perilaku anak bisa dikurangi dan fokus mereka ditingkatkan.
Dalam penelitian yang dilakukan Putnam diketahui anak yang melakukan olahraga 15-45 menit sebelum masuk kelas cenderung memiliki sikap yang lebih baik dan mudah berkonsentrasi di kelas. Selain membuat tubuh terasa bugar, olahraga juga akan membuat otak lebih segar.
Para ahli menjelaskan olahraga memengaruhi banyak bagian dalam sistem saraf dan memicu dilepaskannya hormon-hormon yang menimbulkan perasaan senang, gembira dan tenang, seperti serotonin dan dopamin. Itu sebabnya, orang yang rajin berolahraga lebih jarang terkena depresi.
“Saat Anda berolahraga, Anda akan berpikir lebih jernih, lebih bugar dan lebih positif. Ini murni hal ilimiah karena olahraga akan merangsang sistem saraf dan berfungsi dalam level yang maksimal,” kata Christin Anderson, MS, koordinator kebugaran dari University of San Fransisco.

Kitab Aljabar, Karya Fenomenal Matematikus Agung

Sejatinya kitab ini berjudul al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-gabr wa’l-muqabala. Dalam bahasa Inggris kitab ini dikenal sebagai “The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing”. Kitab peletak dasar matematika modern itu biasa pula disebut Hisab al-jabr wal-muqabala. Kitab ini merupakan karya seorang ilmuwan Muslim pada abad ke-9 M yang sangat monumental.
Adalah Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi sang penulis kitab matematika itu. Matematikus Muslim asal Persia itu merampungkan kitab yang sangat populer dan menjadi rujukan para ahli matematika sepanjang zaman itu pada 820 M. Berkat kitab inilah, dunia matematika modern mengenal istilah Aljabar. Aljabar berasal dari bahasa Arab al-gabr yang berarti “pertemuan” atau “hubungan.”
Aljabar merupakan cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dan perpanjangan aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang. Carl B. Boyer dalam karyanya bertajuk “The Arabic Hegemony”: A History of Mathematics, mengungkapkan, Kitab Aljabar karya Khawarizmi menguraikan perhitungan yang lengkap dalam memecahkan akar positif polynomial persamaan sampai dengan derajat kedua.
Boyer menambahkan, kitab karya Khawarizmi itu juga memperkenalkan metode dasar “mengurangi” dan “keseimbangan/balancing”, yang mengacu pada perubahan syarat-syarat mengurangi sisi lain sebuah persamaan yaitu pembatalan syarat-syarat seperti sisi berlawanan dari persamaan.
Kitab Aljabar juga telah menjadi rujukan ilmuwan sepanjang masa, baik itu bagi matematikus Islam maupun Barat. Beberapa saintis terkemuka juga telah menerbitkan buku dengan nama Kitab al-Gabr wa-l-muqabala, diantaranya; Abu Hanifa al-Dinawari serta Abu Kamil Shuja ibnu Aslam.
Selain itu, Abu Muhammad al-’Adli, Abu Yusuf al-Missisi, ‘Abd Al-Hamid ibnu Turk, Sind ibnu ‘Ali, Sahl ibnu Bišr, dan Sarafaddin al-Tusi juga termasuk ilmuwan Muslim yang banyak terpengaruh pemikiran Khawarizmi.
R Rashed dan Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk The Development of Arabic Mathematics, menegasakan bahwa Aljabar karya Al-Khwarizmi memiliki perbedaan yang signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap disebut-sebut sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan kedua ilmuwan itu, karya Khawarizmi jauh lebih baik di banding karya Diophantus.
“Teks karya Khwarizmi begitu berbeda, tidak hanya dari buku karya orang Babilonia, tetapi juga dari karya Arithmatika-nya Diophantus. Ini tidak lagi menyangkut sejumlah masalah untuk diselesaikan, namun sebuah pertunjukan yang dimulai dengan istilah sederhana yang kombinasinya memberikan semua kemungkinan untuk persamaan dasar, yang mulai saat ini secara eksplisit merupakan objek studi yang benar,” papar Rasheed dan Armstrong.
Hal senada diungkapkan sejarawan sains JJ O’Connor dan EF Robertson pada karyanya berjudul History of Mathematics. Menurutnya, karya matematikus Persia itu merupakan karya yang revolusioner. “Mungkin salah satu kemajuan yang paling signifikan yang dibuat ahli matematika Arab hingga saat ini adalah karya Khawarizmi, yakni Kitab Aljabar,” ujar O’Connor dan Robertson.
Menurut keduanya, Kitab Aljabar sungguh sangat revolusioner, karena mampu beralih dari ari konsep matematika Yunani yang didasarkan pada geometri. ‘Dalam pandangan O’Connor dan Robertson, Kitab Aljabar yang ditulis Khwarizmi berisikan teori pemersatu yang menyediakan angka-angka/bilangan rasional, angka-angka irasional, besar/jarak geometri, dan lain-lain.
O’Connor dan Robertson menambahkan semua bilangan tersebut diperlakukan sebagai “objek aljabar”. Hal itu dinilai sebagai sebuah perkembangan bagi matematika. Pasalnya, Kitab Aljabar telah membuka jalan baru bagi konsep yang telah ada sebelumnya.
“Dan ini merupakan sarana yang dapat menjadi kendaraan bagi pembangunan masa depan s. Aspek lain yang penting adalah aspek pengenalan gagasan Aljabar yang telah disediakan matematika yang akan diterapkan untuk dirinya sendiri dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” papar O’Connor dan Robertson.
Kitab karya Khawarizmi itu merupakan sebuah kompilasi dan perluasan aturan yang diketahui untuk memecahkan persamaan kuadrat dan untuk beberapa masalah lain, dan dianggap sebagai dasar aljabar moderen. Buku yang sangat populer ini mulai diperkenalkan ke dunia dunia Barat lewat terjemahan bahasa Latin oleh Robert of Chester berjudul Liber algebrae et almucabala.
Karena buku ini tidak memberikan sejumlah kutipan untuk penulis sebelumnya, sehingga tak diketahui pendapat siapa saja yang digunakan Khwarizmi sebagai referensi dalam karyanya itu. Sejarawan matematika modern mengomentari kitab itu berdasarkan analisis tekstual dari buku dan seluruh tubuh pengetahuan tentang dunia Muslim kontemporer.
Pastinya yang paling berhubungan dalam karya Khawarizmi adalah ilmu matematika India. Pasalnya, ia telah menulis buku berjudul Kitab al-Jam wa-l-tafriq-bi-hisab al-Hind atau The Book of Addition and Subtraction According to the Hindu Calculation yang membahas sistem bilangan Hindu-Arab.
Buku persamaan pengurangan kuadrat acak ke salah satu dari enam jenis dasar dan menyediakan metode aljabar dan geometri untuk memecahkan dasar utama. “Pengurangan angka-angka abstrak modern dalam aljabarnya Khawarizmi adalah retorik menyeluruh, dengan tidak ada yang sinkopasi ditemukan pada Aritmatika Yunani atau karya Brahmagupta. Bahkan angka-angka yang ditulis lebih banyak dalam kata-kata daripada simbol,” tutur Carl B Boyer, dalam karyanya bertajuk A History of Mathematics.
Dengan demikian persamaan akan dijelaskan secara lisan dalam bentuk istilah “kuadrat” (sekarang menjadi “x2″), “akar” (sekarang menjadi “x”) dan “angka”(biasa dibilang angka, seperti ‘40-2′). Enam jenis persamaan dengan angka-angka modern, adalah:
* kuadarat sama dengan akar ( ax2 = bx )
* kuadrat sama dengan angka/bilangan ( ax2 = c )
* akar sama dengan angka ( bx = c )
* kuadrat dan akar sama dengan angka ( ax2 + bx = c )
* kuadrat dan angka sama dengan akar ( ax2 + c = bx )
* akar dan angka sama dengan kuadrat ( bx + c = ax2 )
Bagian berikutnya dari buku ini membahas contoh-contoh praktis dari penerapan peraturan yang telah dijelaskan. Bagian berikut, berkaitan dengan penerapan masalah pengukuran luas dan volume atau isi. Bagian terakhir berkaitan dengan perhitungan yang melibatkan aturan yang sulit dari warisan Islam.
Kisah Hidup Bapak Aljabar
Bapak Aljabar. Begitulah ilmuwan yang bernama lengkap Abu ‘Abdallah Muhammad ibnu Musa al-Khwarizmi itu kerap dijuluki. Ia merupakan seorang ahli matematika dari Persia yang dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di Khwarizm, Uzbeikistan. Karena itulah, ia kerap kali disapa dengan panggilan Khawarizmi.
Selain terkenal sebagai seorang ahli matematika yang agung, ia juga adalah astronomer, dan geografer yang hebat. Berkat kehebatannya, Khawarizmi terpilih sebagai ilmuwan penting di pusat keilmuwan yang paling bergengsi pada zamannya, yakni Bait al-Hikmah atau House of Wisdom yang didirikan khalifah Abbasiyah di metropolis intelektual dunia, Baghdad.
Bait al-Hikmah merupakan lembaga yang berfungsi sebagai pusat pendidikan tinggi. Dalam kurun dua abad, Bait al-Hikmah ternyata berhasil melahirkan banyak pemikir dan intelektual Islam. Di antaranya, nama-nama ilmuwan seperti Khwarizmi.
Khawarizmi adalah seorang ilmuwan jenius pada masa keemasan Islam di kota Baghdad, pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah. Ia sangat berjasa besar dalam mengembangkan ilmu aljabar dan aritmetika. K
Kitab Aljabr Wal Muqabalah (Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) merupakan pertama kalinya dalam sejarah dimana istilah aljabar muncul dalam kontesk disiplin ilmu. Nama aljabar diambil dari bukunya yang terkenal tersebut. Karangan itu sangat populer di negara-negara barat dan diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dan Italia. Bahasan yang banyak dinukil oleh ilmuwan barat dari karangan Khawarizmi adalah tentang persamaan kuadrat.
Sumbangan Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi.
Selain mengarang al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah, ia juga diketahui telah menulis beberapa buku dan banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12, oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya, satu diantaranya berjudul Kitab al-Jam’a wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi (Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu).
Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa. Khawarizmi meninggal pada tahun 262 H/846 M di Baghdad. (Republika online, 24/06/2009)

manfaat gerakan shalat

Gerakan shalat mengilhami peneliti untuk menciptakan gerakan senam yang bisa mengurangi depresi.
REPUBLIKA.CO.ID, -Penyakit kencing manis Diabetes Melitus tipe 2 termasuk jenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Penyakit ini terjadinya karena adanya gangguan kerja insulin akibat ketidakpekaan sel target terhadap insulin.
Namun, penderita penyakit ini tak perlu putus asa. Pasalnya, berdasarkan penelitian mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dampak dari penyakit dapat dikurangi dengan melakukan senam ergonomis. Setidaknya dengan rajin melakukan senam ergonomis, pasien diabetes dapat mengurangi terjadinya depresi akibat menderita diabetes ini.
Adalah tiga mahasiswa FK-UMY yang mempelajari hubungan antara senam ergonomis dengan penyakit diabetes melitus tipe 2, dengan judul penelitian ‘Pengaruh Senam Ergonomis terhadap skor depresi pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2′. Para mahasiswa itu adalah Aditiya Pramudya, Wiramas Ikhsan Gafar, dan Fitria Puspita Dewi.
Senam ergonomis ini merupakan senam yang diilhami dari gerakan shalat yang mengandung fungsi autoregulasi dan adaptasi tubuh manusia dengan otak sebagai pusat pengendali Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan dengan melibatkan 30 orang pasien DM tipe 2 rawat jalan di Puskesmas Kasihan 1 Bantul, yang berusia 40-65 tahun. “Dalam penelitian kami, tercatat penderita DM tipe 2 paling banyak pada golongan usia 40-65 tahun,” jelas Wiramas.
Dijelaskannya, penderita DM tipe 2 umumnya mengalami peningkatan gula darah yang memicu naiknya hormon kortisol, epinefrin, dan norepinefrin yang kesemua hormon tersebut menyebabkan depresi. “Pada pasien DM tipe 2 yang diikuti gangguan depresi akan menunjukkan kendali glukosa buruk dibandingkan pasien DM tipe 2 tanpa gangguan depresi. Secara psikis, depresi juga sebagai penanda adanya gangguan kepribadian yang terjadi karena penyakit DM tipe 2 yang diderita sepanjang hidup seseorang,” kata Wiramas dalam rilis Humas UMY, Sabtu.
Wiramas menjelaskan dalam terapi fungsi depresi, olahraga khususnya senam adalah terapi yang disarankan bagi penderita DM tipe 2. “Senam yang bisa menjadi alternatif terapi adalah senam ergonomis. Dengan senam ergonomis, seseorang dengan DM tipe 2 dapat mengontrolnya, termasuk mengelola psikisnya agar tidak merasa tertekan yang menjauhkan dari depresi,” jelasnya. Melalui senam ergonomis, kata dia, penderita DM tipe 2 dilatih untuk melakukan olah napas, melancarkan darah dan stimulasi syaraf, serta merangsang penurunan ketiga hormon yang dapat menurunkan depresi.

tidur mengurangi depresi

Jangan biasakan begadang, kalau tidak ada aktivitas penting dan genting….anda biosa jadi mudah pening. Terutama bagi remaja yang biasa tidur lewat tengah malam akan lebih mudah terkena depresi, dibanding yang tidur lebih awal

Penelitian terbaru yang dilakukan di New York menunjukkan bahwa tidur lebih awal akan melindungi para remaja dari depresi dan pemikiran ingin bunuh diri.
Dari 15.500 remaja berusia 12 sampai 18 tahun yang dijadikan bahan studi, mereka yang tidur sebelum tengah malam, memiliki 24 % kecenderungan untuk mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidur sebelum jam 22.00.
Dan mereka yang tidur kurang dari lima jam dalam semalam memiliki 71 persen kemungkinan depresi, dibandingkan mereka yang tidur selama delapan jam, demikian laporan Jurnal Tidur (Sleep).
Di Inggris diperkirakan sekitar 80 ribu anak-anak dan remaja mengalami depresi.
Para peneliti dari Pusat Medis Universitas Kolumbia di New York mengumpulkan daya dari 15.500 remaja di tahun 1990-an.
Resiko depresi
Di antara mereka yang memiliki resiko depresi tinggi, mereka yang diperintahkan tidur oleh orang tua mereka atau yang tidur setelah tengah malam, 20% lebih tinggi kemungkinan memikirkan tindakan bunuh diri dibandingkan mereka yang tidur sebelum jam 2200.
Mereka yang tidur kurang dari lima jam memiliki 48% lebih tinggi untuk bunuh diri dibandingkan mereka yang tidur selama delapan jam.
Para remaja yang melaporkan mereka “cukup tidur” 65% lebih kecil kemungkinan mengalami depresi.
Depresi dan pemikiran ingin bunuh diri lebih banyak terjadi pada anak-anak perempuan, remaja yang tua, atau mereka yang memiliki persepsi diri yang rendah.
Kebanyakan orang tua dalam studi itu menetapkan batas waktu tidur sekitar jam 22.00 atau lebih awal.
Secara rata-rata, para remaja ini tidur tujuh jam 53 menit setiap malam –kurang dari sembilan jam dari rekomendasi untuk anak-anak seumur mereka.

psikologi warna

Penelitian ini telah dilakukan bertahun-tahun lamanya. Ditemukan bahwa warna favorit, atau warna yang paling mendominasi isi lemari mengungkapkan kepribadian seseorang. So, let’s have fun today. Intip warna favorit yang menceritakan soal Anda yuk!
Hitam
Anda yang menyukai warna hitam cenderung punya pemikiran yang konservatif. Anda sangat tahu apa kelebihan diri Anda. Warna hitam juga cenderung membuat Anda ingin tampil seksi dan percaya diri.
Pink
Warna ini cenderung dikenal sebagai warna feminin. Namun di balik girly image-nya, sebenarnya warna ini menyembunyikan kepribadian Anda yang misterius. Jadi, tak benar jika seseorang yang menyukai warna pink adalah sosok yang sangat girly, bisa jadi ia pandai memainkan gayanya.
Merah
Anda cerdas, berani dan vokal! Anda sangat suka berada di tengah banyak orang dan menjadi pusat perhatian. Anda suka berpetualang dan tak suka ditentang.
Biru
Seperti kesan yang didapat dari kejernihan warnanya, Anda yang menyukai warna biru adalah sosok penyayang dan berjiwa bebas. Anda percaya bahwa kecantikan dari dalam dirilah yang membuat Anda cantik seutuhnya.
Orange
Warna ini menunjukkan Anda adalah orang yang tulus, menikmati tantangan dan hal-hal baru. Anda juga punya ambisi besar serta senang menjadi pusat perhatian.
Kuning
Jika Anda suka warna kuning, maka Anda adalah orang yang optimis. Suka akan tantangan dan kegiatan di luar ruangan, terutama olahraga. Anda adalah orang yang fleksibel dan punya intuisi yang kuat.
Putih
Warna putih ini dikatakan sebagai warna netral, dan demikian pula dengan Anda yang memfavoritkan warna satu ini. Anda cenderung pecinta damai dan tak suka memihak. Anda juga termasuk orang yang tenang dan mudah berteman dengan siapa saja.
Hijau
Jika Anda pecinta hijau, maka tak salah lagi, Anda adalah sosok pecinta lingkungan. Sekalipun mungkin Anda bukan orang yang terjun di dalam organisasi pecinta lingkungan, namun Anda berusaha menjaga lingkungan sekitar Anda. Anda juga sosok yang keras kepala, namun sekaligus teman yang menyenangkan.