Senin, 28 Maret 2011

psikologi lingkungan dalam arsitektur

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Pengertian lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputi unsur unsur penting seperti tanah air dan udara, lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup.

Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni”. Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi, strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Dari pernyataan dan pengertian tersebut diatas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa psikologi lingkungan dalam arsitektur adalah suatu keterkaitan antara sifat dan sikap seorang arsitek dalam mengembangkan lingkungan tempat tinggal secara baik tampa merusak lingkungan yang ada dan dikelola secara seni arsitektur.

Namun pada kenyataannya lingkungan tinggal disekitar kita telah mengalami banyak perubahan yang cukup memprihatinkan, lingkungan telah rusak dan berubah fungsinya. Contoh nyata dari lingkungan yang telah rusak adalah perkotaan , dimana sungai sebagai unsur air dan unsur kehidupan telah tercemar sehingga mengakibatkan matinya kehidupan di air, ikan yang semula bisa bertahan hidup di air yang jernih ini tidak bisa dijumpai lagi karena lingkungan tempatnya hidup sudah tidak mendukung untuk kelangsungannya, selain itu hancurnya lingkungan berdampak juga bagi kehidupan manusia dengan berkurangnya sumber air bersih. Sebagai contoh rusaknya lingkungan adalah tercemarnya kali dengan sampah hasil limbah rumahan dari masyarakat yang tinggal dilingkungan sekitar. Sebagai contoh lingkungan kali yang telah tercemar adalah kali Ciliwung yang berada di Ibu Kota DKI Jakarta. Kali tersebut telah mengalami perubahan fungsi dari daerah lingkungan penghijauan menjadi daerah pemukiman penduduk. Hal itulah yang pada akhirnya akan merusak lingkungan. Agar lebih jelasnya lagi mengenai hal ini silahkan anda lihat disini.


Untuk mencegahnya agar lingkungan tidak semakin parah dan rusak maka perlu segera dilakukannya tindakan prefentif agar dampaknya tidak berlarut larut. Untuk mendukung hal tersebut peran seorang arsitek sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup dimasa yang akan datang. Namun, hal itu tidak semata-mata dibebankan oleh seorang Arsitek semata peran serta masyarakatpun merupakan salah satu kunci dari kelestarian lingkungan hidup.
http://www.arifdesign.co.cc/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar